Minggu,  24 November 2024

Aktivis Veronica Koman Tuding Bu Risma Rasis, Ini Pro Kontra Netizen  

NS/RN
Aktivis Veronica Koman Tuding Bu Risma Rasis, Ini Pro Kontra Netizen  
Mensos Risma saat memarahi ASN di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat.

RN - Ucapan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini diprotes. Ucapan politisi PDIP yang biasa disapa Risma ini dituding telah merendahkan Papua. 

Aktivis perempuan dari Papua, Veronica Koman menilai ucapan Risma soal Papua rasis.

"Ga kaget. Bu Risma emang rasis sama Papua kok. 2 Desember 2018: jajaran Bu Risma bersama Polri dan TNI mengeluarkan paksa seratus lebih mahasiswa Papua dari kota Surabaya sebagai syarat lepasnya 233 mahasiswa Papua yang ditangkap massal," tulis akun@VeronicaKoman dilihat Selasa (13/7) malam.

BERITA TERKAIT :
Isu Mandul Muncul Lagi, Depe Risih Dan Kesal
Survei WRC: Kantongi Elektablitas Hingga 57,4 Persen, Pasangan Willem Wandik - Aloysius Giyai Berpotensi Menang Pilgub Papua Tengah

Diketahui, Risma saat mengumpulkan ASN yang bertugas di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat terlihat marah, Selasa (13/7). Dia kemudian memarahi para ASN tersebut karena tidak bekerja dengan baik.

Belasan ASN tersebut dibariskan oleh Risma di halaman kantor Balai Wyata Guna. Risma mengaku kecewa, saat para petugas Tagana berjibaku di dapur umum, para ASN tersebut malah bekerja di dalam kantor.

"Kalau aku bikin di sini (dapur umum), artinya Kementerian Sosial," kata Risma sambil mengangkat telunjuk kepada para ASN.

"Bukan Linjamsos (saja), sehingga tidak ada yang nongol. Ini Kementerian Sosial, kok masih dikotak-kotak kayak gitu," tambah Risma.

Risma meminta para ASN di Balai Wyata Guna membantu teman-teman Tagana di dapur umum agar pekerjaan cepat selesai. Sehingga, kata dia, pelayanan kepada masyarakat bisa berjalan dengan baik.

"Tolonglah, rakyat susah saat ini. Teman-teman itu masih beruntung, setiap bulan ada gaji. Coba yang jualan di luar, gimana mau ngasih makan mereka kalau masak gitu aja modelnya. Masak telur saja kayak gitu modelnya. Tolong belajar, teman-teman ini bekerja di Kementerian Sosial, paham?" ucap Risma.

Bahkan Risma juga tidak akan segan, jika ada ASN yang tidak becus dalam menjalankan pekerjaannya, akan dipindahkan ke Papua.

"Saya nggak bisa pecat orang, tapi saya bisa pindahin ke Papua," kata Risma.

Risma juga menekankan agar Kepala Balai Wyata Guna mengawasi anak buahnya bekerja dengan baik demi memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Gimana mungkin aku percaya, Pak. Bapak masak telur saja seperti itu, itu bisa jam 12 malam mateng. Ditambah nasi kotak, siap-siap, siap, tapi kerjanya model gitu," ucapnya.

"Dengar, saya nggak main-main, nggak ada yang susah buat saya pindahkan ke Papua," katanya.

Netizen Protes

Sejumlah netizen menilai bahwa Risma sudah merendahkan Papua. Salah satunya adalah budayawan Sujiwo Tejo. 

Tejo melalui kicauan di akun Twitter bertanya apakah Risma sedang merendahkan Papua lewat aksi marah-marahnya itu. 

"Maaf, Bu Risma, bila berita ini benar, apakah Bu Risma tidak sedang merendahkan Papua?," kicau @sudjiwotedjo.

Akun Timur Matahari menegur Risma agar tidak menyamakan Papua dengan sampah. "Ibu Pikir disini Tempat Sampah kah... ??? Bentuk diskriminasi terstruktur.. yg muncul melalui ucapan spontan yg sebenarnya sudah ada di dalam alam bawah sadar pejabat2 negara.. dalam melihat papua !!!," kicau @jayapuraupdate. 

Ada juga netizen yang coba menyindir Risma dengan candaan. Ia mau dipindahkan ke Papua tapi dibayar seumur hidup oleh pemerintah. 

Politikus Demokrat Andi Arief juga ikut mengomentari sikap Risma yang bawa-bawa Papua saat marah. 

"Alam bawah sadar Ibu Risma merendahkan Papua. Tapi tak usah diperpanjang, mudah-mudahan tidak diulangi," kicau @AndiArief_

Sementara ada juga yang membela Risma. Akun @bule_original: Bu Risma tidak merendahkan Papua. Saya yakin maksud nya menakut nakuti bawahan nya agar kerja nya lebih baik. Karena di Papua ada pemberontak/teroris. jadi ASN itu mungkin takut kalau kerja di Papua.. 

@EkoHari79032927: Dalam hal ini Bu Risma bukannya rasis tapi ingin memberi pelajaran ke ASN yang kerjanya gak beres bahwa penempatan mereka bisa dimana saja wilayah NKRI, agar bisa jadi bahan renungan bagaimana jika jauh dari keluarga. Kadrun mana paham yang begini.