Jumat,  26 April 2024

Ayu Ting Ting Lapor Polisi, Ini Dampak Bully Pada Anak 

NS/RN
Ayu Ting Ting Lapor Polisi, Ini Dampak Bully Pada Anak 
Ayu Ting Ting.

RN - Orangtua mana yang tidak membela anaknya. Apalagi, anaknya tidak salah. 

Begitulah Ayu Ting Ting. Dia tak mau anaknya jadi korban bully. Penyanyi dangdut ini meradang usai putrinya, Bilqis Khumaira Razak jadi target bullying haters di media sosial.

Ayu sudah melaporkan kasus bully itu ke polisi. "Alhamdulillah, anak ibu sudah pandai nyongong. Keturunan dari emak sama nenek kakeknya ya nak," bunyi kalimat caption dalam postingan tentang Bilqis yang diadukan ke Ayu Ting Ting.

BERITA TERKAIT :
Tampang Anak Durhaka Dari Cengkareng Yang Bacok Ibunya Pakai Golok Daging
Anak Selebgram Aghnia Punjabi Terluka, Ini Tips Jika Pilih Pengasuh Anak 

"Mental pengemisnya sampai tujuh turunan enggak gais. Minta dipanggil bos gais, bos kecil," lanjut bunyi kalimat caption di postingan yang sama.

Bisa Depresi

Prilaku bully memang mengganggu psikis anak. Tindakan bullying bedampak pada perkembangan anak hingga bisa depresi.

Menurut hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014, tindakan perundungan terjadi hampir di setiap sekolah di Indonesia. Tetapi, hanya 87 kasus bullying yang dilaporkan ke sektor pendidikan.

Bullying adalah tindakan yang merugikan. Baik korban maupun pelaku perundungan sama-sama berisiko merasakan efek negatif bullying. 

Bully adalah segala perilaku kekerasan fisik ataupun mental yang dilakukan satu orang atau lebih dengan cara melakukan penyerangan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku kekerasan ini biasanya menimpa anak-anak dan remaja yang secara fisik lebih lemah dari teman-teman sebayanya. 

Perundungan sendiri dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori, yaitu: Kontak fisik langsung. Contohnya ialah memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, menampar, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.  

Kontak verbal langsung misalnya mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.  

Perilaku nonverbal langsung. Termasuk melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam. Umumnya, jenis bullying ini disertai oleh kontak fisik atau verbal.  

Perilaku nonverbal tidak langsung. Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, serta mengirimkan surat kaleng.  

Cyber bullying. Kemajuan teknologi ternyata memiliki sisi negatifnya. Menyakiti orang lain dengan media elektronik seperti mengirim rekaman video intimidasi dan menuliskan komentar jahat di media sosial tergolong ke dalam perundungan di dunia maya. 

Perilaku bully di atas bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain: Gangguan mental, mulai dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, hingga bunuh diri.

Korban bullying pun kerap merasa tidak aman, terutama saat berada di lingkungan yang memungkinkan terjadinya perundungan. Dampak di atas kemungkinan besar akan terbawa hingga mereka dewasa.

Bukan cuma kesehatan psikologis, efek negatif bullying juga dapat terlihat dari keluhan fisik, contohnya sakit kepala, sakit perut, otot jadi tegang, palpitasi atau jantung berdetak kencang, nyeri kronis.

Anak-anak yang di-bully umumnya akan berbohong dan menyembunyikan faktanya. Oleh karena itu, sebagai orang tua, Anda harus jeli mengamati perubahan tingkah laku anak, seperti: nafsu makan berkurang, tiba-tiba tidak punya teman atau menghindari interaksi sosial, barang-barang miliknya sering hilang atau hancur, susah tidur, kabur dari rumah dan terlihat stres saat pulang sekolah atau usai mengecek ponselnya.