Rabu,  27 November 2024

Lapak PKL Sky Bridge Dibandrol Rp 25-30 Juta, Hanura: Wah Kok Jadi Komersil

RN/CR
Lapak PKL Sky Bridge Dibandrol Rp 25-30 Juta, Hanura: Wah Kok Jadi Komersil
Anggota Fraksi Partai Hanura DPRD DKI Jakarta, Muhammad Guntur

RADAR NONSTOP - Dewan di Kebon Sirih terkaget-kaget mendengar harga sewa lapak PKL di Sky Bridge Tanah Abang. Bandrolnya Rp 25-30 Juta per tahun.

Anggota Fraksi Partai Hanura DPRD DKI Jakarta, Muhammad Guntur mengatakan, Pemprov seharusnya sadar, pembangunan Sky Bridge memakai uang rakyat. Tujuannya jelas untuk membantu rakyat. Bukan untuk komersil.

BERITA TERKAIT :
Produk Ilegak Di Mangga Dua Dan Tanah Abang Marak 
Sudah Dua Kali Gagal Lolos DPR, Hanura Masih Aja Usung Oso 

“Membangun Sky Bridge itu pakai uang rakyat, apapun yang ada didalamnya sudah semestinya diperuntukkan untuk rakyat, termasuk lapak PKL, jangan jadi komersil,” ujar anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, M Guntur saat dikonfirmasi Radar Nonstop, Senin (19/11/2018).

Dijelaskannya, lapak yang dibangun dalam Sky Bridge tersebut peruntukannya membantu PKL Tanah Abang agar tidak lagi berjualan di pinggir jalan, sehingga kemacetan bisa terurai. Bukan untuk cari untung.

“Kalau harganya mahal begitu mana mungkin pedagang kecil mampu menyewa. Niatnya sudah bukan lagi membantu, Pemprov sudah keluar dari koridor atau niatan awal pembangunan Sky Bridge,” kata M Guntur yang juga Caleg DPRD Partai Hanura Dapil 6 Nomor Urut 1 ini.

Jika harga sewa tersebut tidak segera dievaluasi, Muhammad Guntur memprediksi, pedagang akan tetap berjualan dipinggir jalan karena tidak sanggup bayar sewa lapak. Pada akhirnya akan memicu munculnya persoalan baru.

“DPRD akan meminta harga sewa lapak dihitung ulang, agar semua bisa berjalan sesuai rencana, menata dan mengurai kemacetan di Tanah Abang,” tegasnya

Bila tetap bandel, imbuh Muhammad Guntur, DPRD melalui Komisi A bisa memanggil pengelola Sky Bridge Tanah Abang. “Jangan mencari untung dari pedagang kecil yang direlokasi dari pinggir jalan,” pungkasnya.

Informasi yang dihimpun Radar Nonstop, sewa tempat berdagang di Sky Bridge (jembatan multi guna) Tanah Abang, Jakarta Pusat mencapai Rp 25-30 Juta per tahun.

“Sewanya mahal untuk para pedagang seperti kami, kisaran Rp 25-30 juta pertahunnya,” ujar salah satu pedagang kaki lima di kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (19/11/2018).

Besaran harga sewa tersebut dinilai terlalu mahal oleh para pedagang. Dengan harga yang cukup besar, membuat sebagian para pedagang kaki lima tersebut membuat opsi lain untuk tetap berdagang. “Paling saya akan pindah ke tempat lain,supaya bisa tetap berjualan,” ujarnya

Saat ini pedagang kaki lima  masih berjejer memenuhi trotoar Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang.