RN - Lagi aktivis pro demokrasi bersuara soal reshufle kabinet. Kali ini, aktivis Prodem untuk Pendidikan Nasional mengkritisi menteri elitis yang tak pro rakyat.
Ketua Koalisi Prodem Untuk Pendidikan Nasional (KP2N), Rahmat Sanjaya mengatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim harus mundur dari jabatannya
"Nadiem terlalu elitis. Dia tak pernah turun ke bawah. Terlalu sibuk dengan teknologi dan mengendalikan kementerian dari sebuah tempat, " kata aktivis 98 ini.
BERITA TERKAIT :Seminar Dan FGD Bakal Dipangkas, Prabowo Minta Menteri Kurangi Omon-Omon
Kali Cipinang Tempat Pembuangan Tinja Ilegal, Perumda Paljaya Gimana Nih?
Pendiri Front Aksi Mahasiswa Tangerang ini menilai ada kegagalan menteri dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional di era pandemik .
Rahmat mengungkap saat ini banyak siswa yang hanya diberi tugas saja sama guru. Padahal para siswa tersebut ada di kota kota besar.
"Kalau di daerah masih masuk akal. Ini di Jabodetabek, banyak siswa yg tak zoom . Ini akibat menterinya yang elitis tidak kontrol ke bawah, " ucap tokoh relawan Jokowi ini.
Harusnya kata penggiat pendidikan ini, Nadiem harus rajin turun ke sekolah sekolah. Dia harus kontrol apa sekolah benar benar menggelar kegiatan mengajar sekolah.
"Ada persoalan guru yang gagap teknologi. Kalau di kota kecil apalagi desa kita maklumi Tapi aneh kalau guru di kota besar tidak mampu pakai zoom atau justru malas, " ucap nya
Selain itu, kata Rajmat, Koalisi Prodem untuk Pendidikan Nasional mengkritisi keputusan Mendikbud-ristek tidak memberikan BOS bagi sekolah/madrasah yang muridnya kurang 60 orang. Ini memperlihatkan dia tidak paham pendidikan nasional.
"itu adalah kebijakan diskriminatif terhadap anak bangsa yang bertentangan dengan UUD 1945 dan karena itu wajib segera dicabut, " tandas Rahmat.
KP2N dikatakannya akan segera mengkonsolidasikan penggiat pendidjkan, aktivis mahasiswa dan pelajar Jakarta Tangerang, Bogor dan Bekasi untuk memantau kritis kinerja Nadiem Makarim
"Kami prihatin atas kinerja buruk pak menteri. Harusnya ada penilaian atau punish ke Bos GO-JEK ini, " ungkapnya .