RADAR NONSTOP - Jangan kaget jika saudara, teman atau kelaurga dekat kita belum juga menikah. Sebab, saat ini banyak pria lajang yang terkena virus tidak percata diri atau pede.
Urusan pede memang tampak sepele. Tapi, ledakan pria lajang atau bujang lapuk belum juga menikah lantaran tidak pede.
Mereka takut lantaran faktor kerjaan, ekonomi dan keluarga. Data menyatakan dunia bakal menghadapi ledakan jumlah pria yang lebih banyak daripada wanita.
BERITA TERKAIT :Corona Marak Lagi Di Singapura, Bikin Parno Aja Tuh Virus
Tissa Biani Banjir Proyek Di Tahun Naga Kayu, Belum Mau Naik Pelaminan...
Data Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tiga tahun lalu saja mencatat ada 101 laki-laki pada setiap 100 perempuan di dunia atau sekitar 50 juta lebih banyak dibanding perempuan. Sebanyak 20 juta di antaranya ada di Cina.
Di Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik ada surplus 2,8 juta laki-laki pada tahun yang sama. Dari jumlah itu, hampir sejuta orang berumur 15-64 tahun. Artinya, jumlah pria lajang berpeluang kian membesar seiring dengan makin tingginya selisih jumlah pria dan wanita di dunia.
Peluang lelaki lajang mendapat pasangan pun bertambah suram jika menilik hasil penelitian terbaru yang digelar University of Nicosia, Siprus: pria-pria lajang itu mengalami defisit kepercayaan diri.
Para pria dalam penelitian itu mengungkapkan bahwa mereka masih melajang karena merasa memiliki penampilan yang buruk, kurang percaya diri, dan kurang berusaha dalam mendapatkan pasangan.
Kemajuan teknologi banyak mempengaruhi pola perilaku pria dan perempuan dalam memilih pasangan. Ihwal pemahaman tentang tubuh pria misalnya, sering kali ditemui banyak perempuan lebih mengagumi tubuh pria atletis, wajah yang putih bersih, dan berhidung mancung.
Jika para pria tak memiliki kriteria itu, ada kemungkinan mereka merasa kurang pede. Solusi terbaik dari para ahli psikologi adalah jadilah diri sendiri, bersikap wajar apa adanya dan bergaul atau memperbanyak sosialisasi.