RN - Gunung Semeru di Jawa Timur (Jatim) mengalami erupsi atau meletus. Akibat letusan itu puluhan warga terluka.
Tragisnya, ada saja orang yang iseng dengan menyebar hoax. Berita palsu itu membuat panik warga yang terdampak dan kini hidup dipengungsian.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga terdampak erupsi Gunung Semeru tak termakan berita bohong atau hoax.
BERITA TERKAIT :Bogor Sudah Dilanda Bencana, Puluhan Rumah Rusak Dan Longsor Di Mana-Mana
Banjir & Tanah Longsor Ancam Bogor Hingga Sukabumi
"Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya di lokasi terdampak, agar tetap tenang, waspada, dan terus mengikuti informasi dari pemerintah, dalam hal ini Pusat Vulkanologi dan BNPB beserta aparat pemerintah lainnya," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat jumpa pers, Sabtu (4/12/2021).
Pemerintah pusat hingga pemerintah daerah akan melakukan penanggulangan bencana di wilayah Gunung Semeru. Oleh sebab itu, warga di sekitar Gunung Semeru diminta tenang menghadapi musibah.
"Yakinlah bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI-Polri, relawan, dan segenap komponen bangsa lainnya ini akan tetap serius dan konsisten untuk membantu masyarakat, terutama masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru yang tadi saya sampaikan," ujar Suharyanto.
Sementara Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono memaparkan saat ini Gunung Semeru berstatus level II atau waspada. Ia mengatakan adanya potensi ancaman bahaya dari erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batu pijar di sekitar puncak.
"Dari sisi potensi bahaya ancaman erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batu pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin," kata Eko dalam konferensi pers daring yang disiarkan di YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (4/12/2021).
Ia mengungkap potensi ancaman bahaya lainnya adalah berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah atau ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Eko mengatakan jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.
"Oleh karena itu, berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental tadi, kami simpulkan potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan di level II atau waspada," kata Eko.
Eko menambahkan, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat atau pengunjung tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor selatan dan utara.
Selain itu, wisatawan maupun masyarakat diminta mewaspadai awan panas guguran serta guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
"Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," ujar Eko.