RN - Komisi B DPRD DKI Jakarta gaduh. Komisi B diketahui membidangi perekonomian, di mana salah satu mitranya adalah TransJakarta.
Ribut berawal soal adanya video para direksi TransJakarta yang menonton belly dance atau tarian perut (striptis). Gaduh berawal saat Ketua Komisi B Abdul Aziz menjelaskan bahwa video viral direksi TransJakarta menonton belly dance atau tarian perut di kafe adalah video lama.
Anggota Komisi B DPRD DKI Fraksi Gerindra, Ichwanul Muslimin heran Abdul Aziz mengetahui hal itu sementara anggota lainnya tak tahu. Alhasil, Abdul Azis yang berasal dari PKS dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK).
BERITA TERKAIT :Puluhan Bus Transjakarta Stuck di Kuningan Jaksel, Pengamat: Jajaran Direksi Harus Dicopot!
Mobil Dinas Terobos Busway, Netizen: Pejabat Dilarang Dan Rakyat Melenggang
Wakil Ketua DPRD DKI, Mohamad Taufik, menilai, tidak elok persoalan tarian perut dibawa-bawa dalam rapat resmi dewan yang seharusnya untuk perbaikan layanan transportasi di Jakarta.
Politisi Gerindra itu juga memandang, terlalu naif kalau tontonan tarian perut dikait-kaitkan dengan kinerja Direksi TransJakarta.
“Hubungannya apa nonton tarian perut dengan kinerja TransJakarta? Dikaitkan dengan kecelakaannya Bus Transjakarta? Aneh aja. Pahami masalahnya lah,” kata Taufik di Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Serikat Kerja TransJakarta (TransJ) FSPMI dan SPTI mengatakan akan membawa kasus video viral Direksi TransJ ke ranah hukum. Mereka akan mencari pelaku penyebar video itu.
"Saya selaku kuasa hukum, saat ini oknum belum diketahui, cuma kita sedang mencari tahu. Kadang yang merekam tersebut bukan berarti dia yang menyebarluaskan. Kita proses hukum, karena pencemaran nama baik, fitnah dan tidak ada hubungannya dengan kecelakaan karena jarak waktunya sangat jauh, tidak masuk akal," ujar Kuasa Hukum serikat kerja TransJ, Ade Sadarajat saat konferensi pers di Cawang, Jakarta Timur, Jumat (10/12/2021).
Menurut Ade, video itu tidak hanya berdampak pada pimpinan direksi, namun juga pada keluarganya. Dia pun meminta penyebar video itu mengaku dan meminta maaf.
"(Video) ini dipublikasikan ke publik dampaknya nggak pimpinan doang, keluarga juga beban moral, susah disembuhkan. Kita mau proses, mau tahu, kasih 1X24 jam. Kalau nggak ada yang minta maaf kita proses," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya akan melakukan klarifikasi juga terkait video tersebut ke Gubernur DKI Jakarta dan Mendagri. Mereka juga akan melaporkan hal ini ke Polda Metro Jaya terkait UU ITE.
"Untuk proses hukum, setelah konferensi pers, kita menyatakan sikap klarifikasi kepada gubernur DKI Jakarta dan Mendagri bahwa video itu tidak benar, klarifikasi semua, kemudian lapor ke Polda Metro Jaya. Ini udah mengatur UU ITE," jelasnya.
Sebelumnya, Ade menyebut video tersebut direkam 2 tahun lalu. Saat itu acara ramah tamah TransJakarta.
"Tanggal kurang tahu pasti, kurang-lebih 2 tahun ke belakang. Jadi nggak ada laka lantas itu dikaitkan dengan kejadian 2020 itu. Kita hadir di situ, 4 serikat pekerja bersama direktur baru untuk kenalan," kata Ade.
Dia mengaku penari belly dance tersebut tidak dipesan oleh rombongan TransJ. Sebab, kata dia, memang restoran tersebut menyediakannya untuk umum.
Ade menjelaskan serikat pekerja hanya diundang oleh Dirut TransJ sebelumnya, Alm Sardjono Jhony. Bahkan, kata dia, Jhony membayar seluruh biaya tersebut menggunakan uang pribadi.
Dia juga menegaskan kegiatan ramah tamah itu berlangsung di luar jam operasional kerja pegawai TransJ. Dia menambahkan tidak ada satu pun operator TransJ yang hadir.
Ribut DPRD
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz menjelaskan bahwa video viral direksi TransJakarta menonton belly dance atau tarian perut di kafe adalah video lama. Anggota Komisi B DPRD DKI fraksi Gerindra, Ichwanul Muslimin heran Abdul Aziz mengetahui hal itu sementara anggota lainnya tak tahu.
"Sebenarnya saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan hal (nonton belly dance) ini. Yang menjadi concern saat ini adalah ketika saudara Abdul Aziz memanggil direksi secara personil dengan alasan menegur. Pertanyaan saya kenapa kenapa tidak pada saat rapat yang merupakan forum resmi. Apa ada maksud tertentu? Wallahualam," kata Ichwanul kepada wartawan, Kamis (9/12/2021).
Komisi B DRPD DKI Jakarta diketahui membidangi perekonomian, di mana salah satu mitranya adalah TransJakarta. Kembali lagi ke Ichwanul, dia mengatakan bahwa baru mengetahui video Direksi TransJ viral itu minggu ini.
"Kalau saya pribadi baru tahu minggu ini. Tapi menurut saudara Abdul Aziz sudah pernah dirapatkan dengan pihak TJ. Saya coba tanyakan kepada beberapa rekan-rekan Komisi B yang lain, tapi mereka menjawab soal video tidak dibahas secara detail pada rapat waktu itu. Silahkan tanyakan kepada rekan-rekan yang lain kalau saya salah," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani juga mempertanyakan alasan video Direksi TransJ nonton belly dance itu baru viral akhir-akhir ini. Dia menyoroti Ketua Komisi B yang mengetahui duduk perkara video itu.
"Perkara bila video itu sudah 1 tahun lalu dan kenapa baru terbuka saat ini ya perlu dicari tau juga alasannya. Apa mungkin memang para pimpinan Komisi sudah tahu tapi tidak terbuka pada anggota komisinya atau apa alasan lainnya juga? Saya pribadi tidak tahu," kata Rani saat dihubungi terpisah.
Rani mengaku tidak mempermasalahkan jika Direksi TransJakarta menonton belly dance itu di kafe. Sebab, menurutnya memang ada kafe yang bertemakan Timur Tengah menampilkan belly dance.
"Sebenarnya sih kalau menurut saya belly dance bukan sesuatu yang gimana-gimana apalagi bila adanya di resto yang mungkin punya tema Timur Tengah misalnya, dan selama pertunjukannya juga bukan buat hal-hal yang buruk," sebutnya.