RN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, inklusi keuangan di DKI Jakarta, khususnya menyasar program bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pelaku UMKM, dan kelompok masyarakat lainnya yang selama ini masih belum tersentuh oleh produk dan layanan keuangan.
Hal ini disampaikan Anies usai menerima penghargaan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Award 2021 yang diberikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakornas) TPAKD di Ballroom Hotel Grand Hyatt, Jakarta.
“Penghargaan ini akan semakin menguatkan ikhtiar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menciptakan inovasi dan terobosan baru untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di DKI Jakarta," katanya di Jakarta Kamis (16/12/2021).
BERITA TERKAIT :Orang Kaya Berobat Ke Luar Negeri, Rp 90 Triliun Lenyap
Raja Dangdut Ajak Anggota FORSA Sukseskan Bulan Dana PMI 2024
DKI Jakarta menjadi provinsi terbaik dalam pengembangan program inklusi keuangan dari OJK. Anies menyampaikan, melalui kolaborasi dengan OJK, BI, para akademisi, dan masyarakat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil meningkatkan inklusi dan literasi keuangan melalui berbagai program inovatif.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan percepatan akses keuangan di daerah menjadi salah satu strategi dalam mendukung pemulihan perekonomian Indonesia dan pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90% pada tahun 2024.
"TPAKD menjadi wadah untuk membangun sinergi antara OJK dan segenap pemangku kepentingan di daerah baik pemerintah provinsi, kabupaten/kotamadya," kata Wimboh.
Beberapa program inovatif inklusi dan literasi keuangan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, di antaranya adalah:
1. Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) dan JakLingko Goes to School;
2. Green financing dalam bentuk Gerakan Menabung dengan Sampah dan Biokonversi Sampah Organik dengan Maggot BSF;
3. Pemberdayaan UMKM:
a. Melalui kegiatan Jakpreneur, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, dan permodalan kepada 283.375 UMKM;
b. Selain itu, dengan kegiatan Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) berhasil menghimpun dana dari masyarakat untuk diberikan kepada UMKM dalam bentuk paket sarana prasarana dan paket pelatihan. Lebih lanjut, donasi yang terkumpul tersebut dikelola oleh kolaborator Fintech untuk disalurkan kepada UMKM sebagai modal kerja;
4. Pembentukan Bank Wakaf Mikro sebagai solusi pembiayaan ultra mikro.