RADAR NONSTOP - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono akhirnya membeberkan alasan pihaknya memboikot Metro TV.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menuding pemberitaan yang ditayangkan Metro TV tidak berimbang terhadap pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Sementara, pemberitaan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin diberitakan secara masif.
"Soalnya kita (kubu Prabowo-Sandi) di Metro TV dipotong-potong, dan yang lain didiemin gitu, kan jadi aneh," kata Ferry saat dihubungi wartawan, Senin (26/11/2018).
BERITA TERKAIT :KFC Jebol Rp 557 Miliar Dan PHK Ribuan Karyawan, Apakah Dampak Boikot?
Urus Sartifikat, Pengembang Ngaku Sudah Kena Pungli Jadinya Lama
Ferry pun menilai konten yang disajikan Metro TV kepada publik tidak berimbang. Bahkan, lanjut Ferry, terkesan Metro TV hanya menayangkan berita yang didukung partai besutan Surya Paloh, NasDem.
"Bukan ketidaksukaannya, tapi kelihatan banget kepentingan politiknya. Kita semua orang tahu Metro TV yang punya Ketua Umum NasDem. Tapi jangan gitu kan, jadi kita punya dasarnya," tegasnya.
Oleh karena itu, Ferry berharap Metro TV dapat menyajikan berita yang berimbang, khususnya ketika membahas Pemilu 2019. Apalagi, keberimbangan merupakan salah satu kode etik jurnalistik.
"Mudah-mudahan menurut saya, kita masih mau memenuhi permintaan (wawancara) Metro TV. Tetapi juga dari pihak Metro TV harus bisa menempatkan posisi media yang bersikap seimbang," harapnya.
Lebih lanjut, Ferry menuruti instruksi untuk memboikot Metro TV. "Iya karena ada arahan seperti ini sementara (saya) menolak permintaan undangan (Metro TV). Tapi mudah-mudahan ini sifatnya sementara, asalkan pihak Metro TV sama-sama mengerti," tandasnya.
Sebelumnya diketahui, seluruh anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi diinstruksikan memboikot Metro TV.