Sabtu,  23 November 2024

Ahok ke PDIP, Bakal Gantikan Maruf Amin Jadi Wapres?

DEDI
Ahok ke PDIP, Bakal Gantikan Maruf Amin Jadi Wapres?
Jokowi - Ahok

RADAR NONSTOP - Bekas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) digadang-gadang bakal masuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), selepas merasakan udara sejuk dari bui.

Munculnya kabar tersebut, kini menimbulkan isu bahwa mantan politisi Gerindra itu bakal menjadi Wakil Presiden menggantikan Maruf Amin, jika petahana Joko Widodo (Jokowi) menang di Pilpres 2019 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengaku santai. Walaupun Ahok mantan rekan kerjanya, ia menilai kualitas mantan Bupati Belitung Timur tak begitu bagus.

BERITA TERKAIT :
Jokowi Dan SBY Gak Hadir Ke Lapangan Banteng, Tanda Apakah Buat RIDO?
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral

"Ahok itu nggak ada apa-apanya dibandingan Arief Poyuono. Memangnya dia punya siapa di gress root?. Intinya, saya tenang - tenang saja jika Ahok mau ke PDIP. Mungkin dia ada kecocokan dengan PDIP, atau mungkin ada agenda tertentu," ucap Arief saat dihubungi Radar Nonstop, Selasa (27/11/2018).

Ketika diperdalam maksud dari 'agenda tertentu', Arief langsung menuturkan beberapa dugaannya. "Mungkin saja ini ya, mungkin saja, tapi mungkin tak terjadi. Kiai Maruf Amien itu kan sudah tua, bisa jadi masuknya Ahok akan menjadi Wakil Presiden menggantikan Maruf Amien, mungkin saja. Apalagi kita tahu, kalau Ahok sangat dekat dengan Jokowi," nilai Arief.

Hal itu diyakini Arief, karena dirinya mendapat rumor bahwa Jokowi adalah calon kandidat terkuat Ketua Umum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri. "Apalagi kita denger-denger Jokowi bisa jadi Ketum PDIP. Ya, ini hanya kemungkinan saja, kalau Ahok bakal dapat posisi strategis di pemerintahan. Jika Jokowi menang," papar Arief.

Tak hanya itu, Arief juga menilai kinerja Ahok gagal dalam memimpin DKI Jakarta. Hal itu diungkapnya, menanggapi elektabilitas Ahok yang cukup tinggi dikalangan masyarakat. "Mana itu MRT kaga jalan, janji 2017 mana?. Seharusnya bilang saja tak ada uang. Soal elektabilitas Ahok itu hanya framing media saja. Apa yang bisa diungguli dia?," tandas Arief.

Dihubungi terpisah, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno justru belum bisa memastikan kabar Ahok bakal masuk ke partai berlambang banteng tersebut. "Belum tahu (informasinya). Nanti saya cek," ucap anggota Komisi XI DPR ini saat berbincang dengan Harian The Jak.

Wakil Ketua Fraksi PDIP di DPR ini pun tak bisa berbicara lebih banyak terkait rumor Ahok ke PDIP. "Masih terlalu dini dikomentari atau dijustifikasi. Cukup kita tunggu dengan sabar apa yang akan dilakukan Ahok pasca penahanannya," ungkap Hendrawan.

"Jangan kita sibuk bicara politik, padahal yang bersangkutan ingin jadi kontraktor. Ha ha," tandas Hendrawan.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengklaim mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan bergabung dengan PDIP jika kembali ke dunia politik. Pernyataan itu diungkapkan Djarot dalam konsolidasi pemenangan Pemilu 2019 di DPC PDIP Sleman, Senin (27/11/2018).

Djarot mengaku baru bertemu dengan Ahok. Dalam pertemuan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan beberapa hal kepada Djarot, termasuk soal rencana masuk sebagai anggota PDI-Perjuangan. "Dia (Ahok) bilang, 'kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDI-Perjuangan'," klaim Djarot.

Ahok, kata dia, berharap para pendukungnya untuk tidak golput dalam Pemilu 2019 dan memilih PDIP serta pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin.Djarot mengaku turut merasakan derita yang dialami Ahok ketika diserang soal isu agama, karena setelah Ahok dipenjara dan Djarot naik posisi menjadi gubernur, dirinya merasakan hal sama.

Menurut Djarot, Pemilu 2019 adalah momen penting, bukan sekadar memenangkan Jokowi-Ma'ruf dan PDI Perjuangan di pemilu legislatif, melainkan juga terdapat perang ideologi. "Pemilu 2019 itu persoalan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia, masa depan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika," ujar Djarot.

Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan hukuman dua tahun penjara karena terbukti melakukan penistaan agama. Sejak Mei 2017, Ahok ditahan Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok.

Ahok diperkirakan akan bebas pada Januari 2019 karena selama menjalani masa hukuman Ahok mendapatkan remisi. Ahok memiliki kesempatan untuk mengajukan pembebasan bersyarat tapi Ahok tidak menggunakannya dan memilih bebas murni.

Pada Juli 2018, Ahok sempat menyampaikan dukungannya kepada Jokowi yang akan maju kembali dalam kontes Pilpres 2019 mendatang.

Ahok dalam selembar kertas yang fotonya diunggah oleh adiknya, Fifi Lety Tjahaja Purnama, di akun instagram menyampaikan salam dua periode untuk Jokowi.

"Terus berjuang Pak Jokowi dua periode salam BTP," tulis Ahok.

Surat itu disertai tanggal penulisan yakni pada 24 Juli bertempat di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Fifi pun membenarkan bahwa surat tersebut benar ditulis oleh Ahok di Mako Brimob.

Ahok dan Jokowi pernah sama-sama memimpin Jakarta pada 2012 silam sebelum kemudian pada 2014 Jokowi melenggang ke istana setelah terpilih menjadi Presiden.