Rabu,  24 April 2024

Dongkrak Ekowisata Jakarta, Wahyu Gerindra Usulkan DKI Gelar Maraton Internasional Bertema Betawi

SN
Dongkrak Ekowisata Jakarta, Wahyu Gerindra Usulkan DKI Gelar Maraton Internasional Bertema Betawi

RN - Pariwisata menjadi salah satu sektor andalan mendongkrak ekonomi pasca pandemi Covid-19 melanda sejak dua tahun terakhir. Betapa tidak, sektor ini terbukti telah menghidupkan ekonomi kerakyatan. Salah satunya, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Sejumlah usaha dilakukan guna menggeret ekonomi pariwisata agar kembali tumbuh, termasuk di Jakarta. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto mengusulkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menggelar lomba maraton bertema budaya Betawi. 

Hal ini disampaikan Wahyu saat rapat kerja dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta. Menurut Wahyu, tujuannya, agar terjadi percepatan pemulihan ekonomi usai terkontraksi pandemi Covid-19. Namun, ungkapnya, lomba maraton Betawi ini digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. 

BERITA TERKAIT :
Bang Zaki Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Paluta ke Demokrat
Ponakan Prabowo (Saras) Siap Rebut Kursi Gubernur DKI, Ariza Siap-Siap Amsiong  

"Pemprov DKI Jakarta bisa menggelar event internasional seperti lomba maraton yang melewati destinasi-destinasi wisata di ibu kota. Nantinya maraton dengan tema Betawi. Ini bisa menjadi terobosan luar biasa. Bagaimana lomba lari maraton kok pakai tema Betawi," ujar Wahyu Dewanto di Jakarta Rabu (12/1/2022).

Politisi Partai Gerindra ini mengungkapkan, DKI Jakarta memiliki sejumlah destinasi wisata perkotaan yang cukup baik. Seperti Monas, Kota Tua hingga keindahan di Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin yang telah direvitalisasi. 

"Kawasan Jalan Sudirman-Thamrin yang sudah tertata apik bisa menjadi peluang pemasukan baru. Misalnya dengan menyediakan jasa fotografer handal. Nanti wisatawan bisa menebus fotonya seharga Rp50 ribu-Rp100 ribu supaya bisa dipajang di Instragram-nya," kata Wahyu.

Bukan cuma itu, Wahyu menilai kawasan Monas sudah terlalu lama ditutup. Ia menyarankan Monas dibuka kembali secara terbatas untuk olahraga lari.

"Kalau GBK (Gelora Bung Karno) boleh, kok Monas nggak boleh. Misalnya pintu masuk cuma dari Indosat," ucap Wahyu.

Wahyu menekankan bahwa kawasan Monas memiliki daya tarik pariwisata luar biasa yang tentu saja bisa kembali menggairahkan perekonomian.

"Karena yang lari bukan hanya orang Jakarta tapi juga orang luar Jakarta dan pastinya ekonomi meningkat karena kan mereka butuh makan butuh minum," kata Wahyu.