Sabtu,  23 November 2024

Mahasiswa dan Akademisi Unpad Desak Pemilihan Rektor Segera Digelar

DEDI
Mahasiswa dan Akademisi Unpad Desak Pemilihan Rektor Segera Digelar
Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Unpad

RADAR NONSTOP – Universitas Padjadjaran (Unpad) sedang melakukan pemilihan rektor pada tahun ini. Pemilihan ini sendiri dilakukan setiap 5 tahun sekali.

Tidak seperti pemilihan rektor sebelumnya, tahun ini bakal berbeda karena status Unpad sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) sehingga pemilihan rektor ditentukan oleh Majelis Wali Amanat (MWA) yang terdiri dari perwakilan dosen, pemerintah daerah, mahasiswa dan masyarakat. Selain itu juga ada Kemenristekdikti sebagai pemegang suara dalam pemilihan rektor kali ini.

Sayangnya, pemilihan rektor Unpad tidak berjalan sesuai rencana lantaran terjadi permasalahan penundaan pemilihan rektor yang dilakukan oleh MWA Unpad. Hal ini menimbulkan reaksi berupa aksi penyampaian pendapat dari kalangan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Kastrat Satu Unpad dan Aliansi Mahasiswa Peduli Unpad (Ampun), kemarin.

BERITA TERKAIT :
Tarik Ulur Bos Fraksi PDIP Di DPR, PAN Juga Bingung Tentukan Figur 
Pastikan Anak-anak Sudah Terimunisasi, Petugas Puskes se- Penjaringan Sweeping Polio

Aksi yang dilakukan di depan pintu masuk Unpad ini menurut salah satu koordinator lapangan, Aditya, merupakan bentuk protes mahasiswa terhadap ketidakjelasan pemilihan rektor, serta memberi informasi kepada seluruh elemen Unpad bahwa Unpad sedang 'sakit'.

“Pemilihan rektor Unpad kali ini bermasalah. Sudah dua kali diundur mulai dari 11 Oktober, kemudian 27 Oktober dan sampai hari ini belum terpilih rektor baru Unpad. Kita kecewa terhadap MWA karena proses ini yang terus diundur dan tidak ada transparansi proses yang terjadi, sehingga kami menyikapi dengan mengadakan kajian, rilis kajian dan puncaknya hari ini kami aksi yang ditujukan kepada MWA Unpad dan Dikti. Tindak lanjutnya akan kami surati dan memberikan rilis kajian kami kepada MWA Unpad dan Dikti,” jelasnya kepada wartawan.

Menurutnya, harus ada kelanjutan dari aksi mereka itu untuk mengancam MWA Unpad agar segera mempercepat proses pemilihan rektor. “Aksi ini harus ada tindak lanjut karena sasaran utamanya adalah MWA Unpad dan Dikti. Kami sebagai mahasiswa harus mengambil sikap tegas jika dalam 3x24 jam tidak ada respon dari pihak MWA maka kami akan melakukan aksi lanjutan kembali" ancamnya.

Selain mahasiswa yang melakukan aksi protes, nampak hadir civitas akademik Unpad yakni para dosen yang menyuarakan aspirasinya terkait permasalahan yang terjadi pada pemilihan rektor Unpad kali ini.

Mereka menyalurkan aspirasi melalui mimbar bebas serta menuliskan aspirasi terkait pilrek di atas selembar spanduk kosong, yang akan dikirimkan bersama rilis kajian kepada MWA Unpad.

Di akhir acara dilakukan deklarasi pembacaan tuntutan aksi oleh perwakilan massa dengan harapan didengar MWA Unpad dan Dikti.