Jumat,  26 April 2024

Corona Meredup, Kini Timbul Hepatitis Sasar Balita Bikin Parno Emak-Emak

NS/RN
Corona Meredup, Kini Timbul Hepatitis Sasar Balita Bikin Parno Emak-Emak
Ilustrasi

RN - Corona sudah meredup. Tapi, ancaman virus lainnya datang lagi. 

Kali ini menyasar anak-anak dan balita. Virus mematikan tersebut bukan hanya mengancam anak-anak di Indonesia tapi juga di dunia.

Sekretaris Jenderal Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan vaksinasi Covid-19 bagi anak sudah terbukti memberikan perlindungan. 

BERITA TERKAIT :
Coorna Makin Ngegas, Jakut Jaktim Jaksel Horor Tuh
Corona Ngamuk Lagi, Yang Belum Vaksin Pasti Parno 

Pernyataan ini menanggapi keterkaitan kasus Hepatitis akut di berbagai negara dengan pemberian vaksin Covid-19 pada anak.

"Hipotesis efek samping pemberian vaksin Covid-19 tidak didukung data, karena sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19," ujar Nadia, Rabu (4/5).

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), mayoritas anak yang menderita hepatitis akut tersebut berada di rentang usia di bawah lima tahun. Pada usia tersebut, anak-anak di banyak negara termasuk di Indonesia belum bisa mendapatan vaksin Covid-19.

Adapun, keterkaitan Hepatitis akut dengan vaksin Covid-19 lantaran adanya hipotesis yang menyatakan pada sebagian pasien hepatitis akut misterius ini ditemukan adenovirus 41. Diketahui, adenovirus juga menjadi salah satu platform pengembangan vaksin COVID-19.

Adenovirus adalah virus umum yang menyebabkan berbagai penyakit seperti pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia dan diare. Saat ini, para ahli masih menyelidiki adenovirus yang diduga kuat menjadi penyebab Hepatitis akut misterius tersebut.

Karena, sebagian ditemukan adanya adenovirus 41 pada kasus tersebut. Sebagian lainnya ditemukan SARS-CoV-2 dan dugaan lainnya dipicu berapa penyebab lain. Adenovirus tipe 41 ini belum pernah terkait dengan Hepatitis dan patogen umum ini biasanya dapat sembuh sendiri, tergantung kondisi kesehatan pasien.

Dikonfirmasi terpisah, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menduga, ada peran varian baru Covid-19 di balik penyebab Hepatitis misterius ini. Karena, dari beberapa hipotesa dan diagnosis yang berbeda dari pada dokter, dan juga tim epidemiolog, penyebab salah satunya Hepatitis akut mengarah pada Covid-19.

Diketahui, para pejabat Kesehatan di Uni Eropa, AS dan Inggris kini mencari penjelasan terkait kasus penyakit hepatitis akut misterius yang terutama menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun. 

Organisasi Kesehatan Dunia WHO, telah mendeteksi sedikitnya 170 kasus di 12 negara. Satu anak dilaporkan meninggal dan 17 lainnya memerlukan transplantasi hati.

"Sejatinya prevalensi kasus hepititis serius pada anak-anak sangat jarang,” ujar William Irving, profesor virologi di University of Nottingham, Inggris. Ia menambahkan, setiap tahunnya rata-rata kasus hepatitis pada anak-anak di Inggris hanya satu digit.

Akan tetapi dalam empat bulan pertama tahun 2022, Inggris sudah mencatat 114 kasus hepatitis pada anak-anak, atau yang terbanyak di seluruh negara yang mencatat kasusnya. "Saya pikir ini sangat luar biasa, dan belum pernah saya alami sepanjang praktek di rumah sakit,” tegas Irving.

Yang paling mencemaskan para dokter adalah, mereka tidak tahu apa pemicu penyakit ini dan bagaimana penularannya.

Para orang tua sebaiknya waspada. Setelah kasus Covid-19, kali ini dunia tengah dilanda wabah misterius yakni hepatitis akut. Gejalanya mirip hepatitis, tetapi setelah dicek tak satupun virus itu mirip hepatitis A, B, C, D, dan E. Sedikitnya, 3 anak di Indonesia meninggal dunia baru-baru ini.

Virus Ganas

Kementerian Kesehatan mengumumkan tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo (RSCM) Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia. 

Mereka tertular dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 31 April 2022.

“Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Minggu (1/5).

Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia. Hingga kini belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Kementerian Kesehatan sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang,” kata Nadia.

Laporan Mirror, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan kasus di Inggris, Irlandia, Israel, AS, Prancis, Denmark, Belgia, Rumania, Spanyol, Italia, Norwegia, Belanda, Jepang, dan sekarang Singapura. Kanada juga sedang menyelidiki sejumlah kasus untuk melihat apakah mereka terkait dengan wabah yang sedang berlangsung.

Anak-anak yang terkena hepatitis berkisar dari usia 1 bulan hingga 16 tahun. Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah mengidentifikasi 34 kasus hepatitis yang dikonfirmasi pada anak-anak di bawah 10 tahun sejak Senin, sehingga jumlah total negara itu menjadi 145. Sepuluh dari anak-anak ini telah menerima transplantasi hati tetapi tidak ada yang meninggal karena penyakit tersebut.

 Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan. Dan tebtu menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan.