Kamis,  18 April 2024

Ucapan Jokowi 'Ojo Kesusu' Itu Multitafsir, Sindiran Untuk Ganjar Atau...?

NS/RN
Ucapan Jokowi 'Ojo Kesusu' Itu Multitafsir, Sindiran Untuk Ganjar Atau...?

RN - Pernyataan 'ojo kesusu' oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) banyak tafsir. Ada yang menyebut kalau itu adalah sinyal dukungan untuk Ganjar Pranowo. 

Tapi, ada juga yang menafsirkan kalau itu adalah sindiran halus untuk Gubernur Jawa Tengah agar tidak terburu-buru nafsu menjadi Presiden. 

PDIP menegaskan pencalonan capres akan menunggu arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

BERITA TERKAIT :
Kubu AMIN Bantah Empat Menteri, Tim Ganjar Yakin Menang 
Arsjad Sudah Cawe-Cawe Ke Rosan, Ganjar Pranowo Kapan Move On Nih? 

"Sudah jelas kok pencalonan itu oleh parpol, kan begitu. Ya udah nanti kita lihat aja dalam perjalanan, toh. Dukung-mendukung kan sudah, begitulah," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul kepada wartawan, Selasa (24/5/2022).

Selebihnya, Pacul enggan buka suara. Pacul menegaskan ihwal figur capres dan cawapres di PDIP masih menunggu arahan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia menyebut akan menyampaikan akan membeberkan langkah politik partainya terkait pemilu dalam waktu dekat ini.

"Kalau penjelasan soal capres dan cawapres itu, kita pas tunggu Ibu di DPP itu. Tapi minggu depan saya jawab, sebagai Ketua Pemenangan Pemilu, setelah dapat izin Ibu. Saya diskusi dulu," ujar Ketua Komisi III DPR itu.

"Hari ini begini saja, saya no comment dulu deh ya, no comment dulu tapi saya janjikan minggu depan saya akan jawab," imbuh dia.

Untuk diketahui, Jokowi hadir dalam Rekernas Projo di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/5). Jokowi membicarakan beberapa hal, termasuk para relawannya, agar tidak terburu-buru meminta arahan untuk Pilpres 2024.

"Semuanya sulit dihitung karena ketidakpastian global terus-menerus terjadi, sehingga yang ketiga yang berkaitan dengan politik karena kita harus fokus dan bekerja menyelesaikan persoalan itu tadi, urusan politik ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa," kata Jokowi saat membuka Rakernas Projo di lokasi, Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Sabtu (21/5).

Jokowi sekali lagi meminta Projo bersabar, meski tokoh yang mereka dukung ada di lokasi yang sama.

"Meskipun... meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini," ujar Jokowi.

Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono, makna "Ojo Kesusu" merupakan sindirian halus yang ditujukan ke Ganjar Pranowo.

“Ojo kesusu (jangan terburu-buru) merupakan kata yang mirip dengan falsafah Jawa yang pernah Kang Mas Jokowi ucapkan. Lamun sira cepet ojo disiti, yaitu walau Ganjar Pranowo itu cepat populer tapi jangan mendahului yang punya kewenangan. Itu lho kodenya,” terang Arief.

Arief menambahkan sindirian itu sampai diucapkan karena Ganjar Pranowo merupakan kader PDI Perjuangan yang notabene Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang nantinya bakal menetapkan. 

“Karena itu ucapan ojo kesusu dari Kang Mas Jokowi itu merupakan sindiran keras untuk Ganjar Pranowo yang sudah melakukan gerilya untuk tidak terburu-buru. Maka jangan mendahului dan jangan keburu buru dalam menentukan capres yang akan didukung nanti. Apalagi Projo tidak punya hak untuk mengusung capres karena bukan parpol,” ungkap Arief.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan tiga hal maksud arahan Jokowi tersebut. Pertama, melihat konteks situasional bangsa dan negara. 

"Saat ini fokus utama adalah berpacu mengatasi dampak pandemi dan ketidakpastian global. Hal inilah yang ditegaskan Presiden Jokowi sebagai kepentingan nasional yang harus didahulukan," kata Hasto saat dihubungi, Minggu (22/5/2022).

Hasto mengungkapkan maksud kedua dari arahan Jokowi yakni harus melihat momentum. Hasto menyebut kalkulasi politik juga penting untuk diperhitungkan.

"Kedua, melihat momentum. Bahwa berdasarkan konstitusi capres dan cawapres dicalonkan oleh Partai politik atau gabungan parpol sesuai dengan tahapan yang ditetapkan KPU. Dengan demikian terdapat landasan pertimbangan strategik bagi masa depan bangsa yang seharusnya dikedepankan di dalam mencari sosok pemimpin," ujarnya.

Selanjutnya kata Hasto, dalam menentukan capres yang akan diusung harus melalui pertimbangan yang jernih dan matang. Dia mengatakan sosok pemimpin yang dicari harus bisa dan mampu bertanggung jawab untuk masa depan ratusan juta penduduk Indonesia.

"Ketiga, bahwa berkaitan dengan kepemimpinan nasional harus melalui pertimbangan yang jernih, dan matang. Sebab yang dicari adalah sosok pemimpin yang mampu mengemban tugas dan tanggung jawab bagi masa depan lebih dari 270 juta penduduk Indonesia," imbuhnya.