Kamis,  25 April 2024

3 Skill Ini Kudu Dikuasai Anak Muda di Era Ekonomi Digital

Tori
3 Skill Ini Kudu Dikuasai Anak Muda di Era Ekonomi Digital
Diskusi Media Terbatas Program Pemberdayaan Generasi Muda Lazada Indonesia

RN - Masih banyak talenta Indonesia yang belum siap adaptasi mengikuti pertumbuhan ekonomi digital.  

Studi Lazada 2021 menemukan bahwa salah satu masalah yang paling sering menghambat pengembangan talenta adalah kurangnya dorongan pribadi seseorang untuk tumbuh (growth mindset).  Di sisi lain, data World Economic Forum (WEF) menemukan para generasi muda di Asia Tenggara justru termotivasi oleh kesempatan untuk terus belajar yang ditawarkan oleh tempat kerja. Hal ini menjadikan kompetisi bagi talenta Indonesia semakin ketat.  

Menyadari hal tersebut, melalui Lazada Forward Youth (FOYO), Lazada Indonesia berkomitmen untuk memberdayakan generasi muda agar bisa terampil, kompetitif dan siap kerja di industri ekonomi digital. 

BERITA TERKAIT :
Elon Musk Sebut Potensi Besar Indonesia Pada Anak Muda
INAFootball Seven Soccer Hadir Lagi, Diikuti 1.200 Tim Usia 10-14 Tahun

FOYO adalah sebuah inisiatif besar di Lazada yang membawahi semua program pemberdayaan generasi muda di Lazada. Di bawah payung Lazada Foundation, FOYO menaungi berbagai inisiatif, di antaranya program beasiswa Lazada Forward Scholarship, program magang LazPrentice, partisipasi dalam Kampus Merdeka, serta program pelatihan karyawan intensif.  

"Sudah sejak lama, Lazada berkomitmen untuk terus mengembangkan berbagai inisiatif dan program pengembangan kapasitas dan kapabilitas talenta digital Indonesia," kata Chief People Officer, Lazada Indonesia, Evelyn Yonathan, dikutip siaran pers.  

Dengan komitmen pemberdayaan generasi muda yang kuat, melalui Lazada Forward Scholarship, Lazada Indonesia mengajak talenta Indonesia untuk memiliki growth mindset sekaligus menyediakan akses terhadap pendidikan dan pelatihan kerja nyata. "Dengan demikian, talenta Indonesia bisa meningkatkan keterampilan mereka khususnya di era digital saat ini,” jelasnya.  

Lazada Forward Scholarship memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan mitra kerja Lazada untuk bertumbuh bersama Lazada dengan dukungan finansial dan kesempatan percepatan karier. Lazada menyediakan beasiswa senilai total Rp1 miliar untuk 20 mahasiswa dan 10 mitra kerja terpilih. 

Tak hanya dukungan finansial, Lazada Forward Scholarship juga memberikan kesempatan untuk magang serta sesi pendampingan langsung dari para profesional yang berasal dari Lazada dan industri. 

Evelyn melanjutkan, program Lazada Forward Scholarship juga mengadakan kompetisi lanjutan bagi para penerima beasiswa. Dalam kompetisi yang dikemas dalam bentuk acara televisi, beberapa profesional baik dari Lazada maupun pihak profesional eksternal juga dihadirkan untuk menjadi juri dan mentor. 

Selain beberapa eksekutif Lazada, juri dan mentor yang dihadirkan dalam kompetisi ini antara lain, Leonard Theosabrata, Direktur SMESCO Indonesia, Alamanda Shantika, Founder dari Binar Academy, serta Putri Tanjung, CEO Trans Digital Lifestyle.

"Acara televisi dengan format kompetisi bertajuk “After Class” ini juga akan kami siarkan di salah satu stasiun TV nasional dan kanal livestream LazLive di bulan Juni mendatang dengan harapan dapat memberikan pengetahuan dan juga wawasan baru tentang ekosistem ekonomi digital untuk masyarakat umum," tutur Evelyn. 

Salah satu mentor dalam kompetisi di acara televisi Lazada Forward Scholarship, Athina Tokan yang juga Vice President, Fashion Category Leader, Lazada Indonesia membagikan kisahnya ketika mendampingi langsung para penerima beasiswa. Perempuan yang akrab dipanggil Avi ini mengatakan, 

"Di mata saya, para penerima beasiswa yang adalah generasi muda Indonesia ini memiliki kemauan dan semangat tinggi untuk terus belajar. Hal ini penting agar mereka memiliki keterampilan dasar untuk bisa bertahan dan berkembang di era digital yang sangat dinamis ini," kata perempuan yang akrab disapa Avi ini. 

Mereka juga telah mengikuti beragam seleksi dan berhasil memecahkan stereotip umum bahwa Gen Z adalah generasi instan yang bergantung pada kemudahan teknologi. "Karena faktanya, mereka juga memiliki daya juang dan pola pikir bertumbuh, apalagi bila diberikan kesempatan lebih untuk mengembangkan keterampilan,” ungkapnya.   

Studi Lazada 2021 mengklasifikasikan tiga keterampilan dasar yang dibutuhkan setiap orang agar tetap relevan dengan perkembangan industri ekonomi digital yang dinamis. Keterampilan tersebut adalah Keterampilan Sosial (Human Skills), Keterampilan Berpikir Digital (Digital Thinking Skills), dan Keterampilan Penggerak Bisnis (Business Enabler Skills).   

Untuk informasi tambahan berbagai inisiatif pemberdayaan talenta ekonomi digital dan kesempatan berkarier Lazada, silakan kunjungi akun Instagram @lifeatlazada.