Rabu,  27 November 2024

Keseleo ‘Hulaihi’, Prabowo Diminta Minta Maaf ke Ummat Islam se-Dunia

RN/CR
Keseleo ‘Hulaihi’, Prabowo Diminta Minta Maaf ke Ummat Islam se-Dunia

RADAR NONSTOP - Jari’ 98 menyebut Prabowo Subianto keseleo lidah saat mengucapkan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Capres nomor urut 2 itu dikatakan telah salah menyebutkan ‘Alaihi’ menjadi ‘Hulaihi’.

Jari’ 98 pun menilai, keseleo lidah mantab Danjen Kopassus ini adalah puncak gunung es pelabelan Prabowo Subianto sebagai Capres Islami.

Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Willy Prakarsa melihat pihak dibelakang layar Prabowo yang menggunakan strategi memaksakan diri tampil Islamis justru membuat blunder. 

BERITA TERKAIT :
JARI 98 Akan Gunakan Energi Pilkada Tangsel 2020 Menangkan Paslon Nomor Urut 2 Ruhamaben-Shinta
Ketua Presidium JARI’98 Usulkan dan Dukung Presiden Angkat H. Masjuno Jadi Dirjen Pass

Akhirnya, kata dia, berujung keseleo lidahnya salah mengucapkan gelar Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.

“Allah telah membuka kedok Prabowo didepan jutaan umat Islam dalam reuni 212. Prabowo harus minta maaf ke seluruh umat Islam didunia. Lebih baik diam dan tampil apa adanya, jangan memaksakan diri untuk tampil Islami,” tegas Willy Prakarsa.

Hal itu mengemuka saat diskusi publik bertema “Usai Keseleo Lidah ‘Hulaihi’, Prabowo Cari Penyakit… Mencak-Mencak ke Wartawan” di Omah Kopi 45 Menteng Jakarta Pusat, Minggu (9/12/2018).

Lebih lanjut, Willy juga menyayangkan Prabowo yang akhir-akhir ini makin emosional dan meledak-ledak, terakhir mencak-mencak ke wartawan.

Bahkan menyebut wartawan antek penghancur NKRI. Pasalnya, Ketum Gerindra ini kesal lantaran semua media tidak meliput dan menulis reuni 212 yang menurutnya dihadiri 11 juta orang lebih.

“Prabowo mengulangi kembali kesalahannya dengan memusuhi wartawan. Jangan bungkam media, ini baru Capres sudah musuhi wartawan gimana jadi Presiden,” tambah dia.

Hal senada juga dilontarkan Pengamat Politik IPI Karyono Wibowo yang mempersoalkan adanya upaya sistematis menggunakan agama sebagai komoditas politik seperti yang terjadi Pilpres 2019.

“Yang patut di persoalkan adalah adanya upaya yang terstruktur ada pihak yang mengunakan SARA sebagai komoditas politik. Sekali lagi saya juga ingatkan agar Prabowo untuk tidak memaksakan diri tampil Islami, jadinya keseleo lidah,” kata Karyono.

Karyono juga mengecam pernyataan Prabowo yang mendeskriditkan wartawan. Menurutnya, ocehan Prabowo bisa dipahami sebagai ancaman kebebasan pers. Pernyataan Prabowo sangat tendensius dan penghinaan bagi wartawan.

“Jika mengingat Pernyataan Prabowo yang sering menyerang pers maka saya khawatir jika Indonesia dipimpin orang seperti Prabowo bisa melahirkan kebijakan pembredelan pers seperti di zaman orde baru dibawah kepemimpinan Soeharto yang notabene adalah mantan mertua Prabowo,” pungkasnya.

Dalam kegiatan tersebut, turut hadir juga narasumber lainnya diantaranya adalah Presiden Majelis Dzikir RI 1 Habib Salim Jindan Baharun, Timses Jokowi Maruf Amin Razman Nasution, mantan Ketua AJI Dhea Prakasa Yudha, dan Dai kondang KH. Abu Hanifah.