Sabtu,  20 April 2024

MIND ID Nyumbang Rp900 M Kalah dari BRI, Komunikolog: Menterinya Sih Kebelet Nyapres

Tori
MIND ID Nyumbang Rp900 M Kalah dari BRI, Komunikolog: Menterinya Sih Kebelet Nyapres
Ilustrasi penambangan/Net

RN -  Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membukukan total deviden Rp39,73 triliun di tahun 2021. 

Dari sektor pertambangan, enam emiten BUMN yang masuk konsorsium Mining Industry Indonesia (MIND ID) menyumbang Rp900 miliar, angka yang dinilai relatif kecil. 

Enam emiten MIND ID terdiri dari PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah Tbk. 

BERITA TERKAIT :
Peringati Hari Lahir Pancasila, JARI’98 Minta Presiden Jokowi Perintahkan KPK Tindak Tegas Pelaku dan Beking Ilegal Mining
Problematika Dunia Tambang RI, Pekerja Holding BUMN Terjepit Kepentingan Elit

Besaran deviden MIND ID ini seolah memperkuat hipotesa komunikolog politik nasional Tamil Selvan yang mensinyalir adanya permainan dan kebocoran terjadi di perusahaan tambang milik pemerintah. 

"Sebab 900 miliar yang disetor MIND ID adalah total keuntungannya, sementara BRI menyetorkan 14 triliun ke pemerintah yang hanya memiliki saham 50 persen. Ia gila," kritik Tamil, kepada wartawan, dikutip hari ini. 

Ia pun mendorong agar DPR segera membentuk panitia khusus untuk menyikapi hal tersebut. "Sudah terlalu banyak bukti cawe-cawe dan koruptor tertangkap di BUMN tambang kita terutama di Antam. Nggak masuk akal sektor tambang keuntungan full-nya hanya 900 miliar," ujar Kang Tamil, begitu ia akrab disapa.

Kang Tamil menegaskan, penambangan minerba sangat berdampak pada kerusakan bumi Indonesia. Namun di sisi lain mampu menjadi tulang punggung utama bagi pendapatan negara. 

"Ngak balance antara dampak dan hasil, bumi Indonesia kita rusak hanya untuk setoran 900 miliar, itu ngak worth it. Saya yakin hasil tambang itu bisa lebih, wong penambang swasta kita kaya-kaya kok," tandasnya.

Lebih lanjut dia telah sejak lama menyoroti kinerja manajemen di sektor BUMN pertambangan. Alhasil menurut dia, hasil tambang MIND ID tidak maksimal karena banyak direksi yang bukan bidang pertambangan, namun diposisikan karena alasan politis.

"Ini menteri BUMN kan kebelet nyapres, jadi direksi itu hanya jadi alat barter kepentingan politik. Akhirnya yang duduk bukanlah orang-orang yang punya kapabilitas, hanya makan gaji buta, dan cari-cari kesempatan. Itu faktor utamanya dari dulu," tutur Tamil.

Harapan dia, Menteri BUMN Erik Tohir dapat membenahi sektor pertambangan sebagai bukti kinerja dirinya mampu memimpin Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan MIND ID menjadi sektor penyetor deviden terbesar.

"Kritikan saya ini tantangan untuk Erik Tohir, jika dirinya mampu membenahi tambang menjadi penyetor deviden terbesar, itu artinya dia capable ikut di bursa capres. Jadi jangan cuma kebelet, tapi kinerja kosong," pungkasnya.