RN - PT Titan Group diminta segera hengkang dengan meninggalkan semua bisnisnya di Sumatera Selatan.
Bukan tanpa sebab desakan aktivis dan tokoh pemuda asal Muara Enim, Hari Azuar tersebut.
PT Titan diduga melakukan tindak pidana pencucian uang dan penggelapan. Bahkan, Bareskrim Polri telah merekomendasikan agar rekening perusahaan tersebut diblokir alias dibekukan yang berimbas ribuan karyawannya tidak menerima gaji pada bulan Mei 2022 ini.
BERITA TERKAIT :Peringati Hari Lahir Pancasila, JARI’98 Minta Presiden Jokowi Perintahkan KPK Tindak Tegas Pelaku dan Beking Ilegal Mining
Problematika Dunia Tambang RI, Pekerja Holding BUMN Terjepit Kepentingan Elit
Hari yakin, PT Titan yang bergerak di bidang pertambangan dan transportasi angkutan batu bara itu segera bangkrut.
“PT Titan harus angkat kaki dari Bumi Sriwijaya khususnya dan bumi pertiwi umumnya, karena kalau masih adanya PT Titan ini akan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru di negeri ini. Saya meminta agar pihak yang berwenang segera eksekusi PT Titan Grup,” kata Hari dalam keterangan tertulis, Rabu (18/5/2022).
Di sisi lain, menurut Hari, pemblokiran rekening milik PT Titan Group oleh Bareskrim Polri memiliki dasar kuat serta disimpulkan melalui penyelidikan yang mendalam dan profesional.
“Menurut saya pihak penyidik Mabes Polri bukan tidak beralasan melakukan hal tersebut. Karena sebanyak 6 ribu karyawan yang tergabung di PT Titan Group, baik karyawan, subkontraktor, sopir, dan pihak ketiga dan orang-orang yang punya hubungan dengan PT Titan Group merasa dirugikan, dan itu belum ditambah dengan vendor yang jumlahnya ratusan,” papar Hari.
Sementarai itu terpisah, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) KNPI Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) Fardinan Marcos mengatakan bahwa pihaknya telah mendengar dan melihat langsung kondisi warga sekitar yang terdampak akibat pembekuan rekening PT Titan Group oleh Bareskrim Polri.
Fardinan khawatir, kriminalitas akan meningkat tinggi lantaran banyak warga sekitar menggantungkan hidupnya dari PT Titan.
“Jika kondisi ini terus berlanjut tentunya akan merugikan ribuan karyawan yang mengantungkan hidup dari PT Titan, karena gaji mereka tidak dibayarkan,” ujarnya.
Untuk itu ia berharap agar adanya investor baru yang mampu menjamin kesejahteraan masyarakat dalam hal ini ribuan karyawan yang hak-haknya tidak bisa dipenuhi manajemen PT Titan. Sebab, menurut dia, jika persoalan ini tidak segera diselesaikan maka konflik yang lebih besar dikhawatirkan bakalan muncul tanpa bisa diprediksi.
“Jika memang saat ini PT Titan sedang menghadapi masalah yang berujung pailit atau bangkrut maka langkah terbaik adalah PT Titan diambil alih atau diserahkan kepada investor yang bisa lebih menjamin kesejahteraan para karyawan,” demikian Ferdinan.