RN - Aksi demo mahasiswa menolak RKUHP di depan Gedung MPR/DPR RI, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat (Jakpus) kisruh. Mahasiswa membakar sampah dan menginjak-injak kawat berduri.
Selasa (28/6/2022), massa menggunakan spanduk untuk melindungi kaki dari tajamnya kawat berduri. Mereka bersama-sama menginjak-injak kawat berduri tersebut.
Mahasiswa mulai menginjak-injak kawat berduri diiringi orasi dari orator dari atas mobil komando. Sesekali mereka menendang pagar gedung DPR.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Terdengar orator mengajak massa untuk menyanyi dari atas mobil komando. Nyanyiannya diikuti oleh massa aksi.
"Mana di mana, di mana DPR? Di mana DPR? DPR lagi tidur," yel-yel orator.
Massa juga meminta agar gerbang gedung DPR dibuka. Permintaannya dikomandoi oleh orator.
"Buka, buka, buka pintunya, buka pintunya sekarang juga!" lantangnya.
Dalam aksinya, mahasiswa menolak RKUHP. Salah satu yang ditolak adalah pasal penghinaan presiden dan kepala daerah.
Dalam pasal itu barangsiapa yang menghina presiden dan kepala daerah bisa masuk bui. Sementara Wamenkumham Edward OS Hiariej atau Eddy Hiariej sepertinya cuek.
Dia menanggapi demo mahasiswa di depan DPR terkait revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Eddy enggan menemui mahasiswa yang berdemo karena BEM sudah diundang membahas RKUHP, namun tidak datang.
Eddy Hiariej awalnya menanggapi permintaan mahasiswa yang ingin RKUHP dibuka. Eddy mengatakan pihaknya belum bisa membuka ke publik karena masih dalam perbaikan.
"Gimana, wong belum selesai dilihat. Nanti kalau kita lempar, ternyata masih koreksi, ribut lagi. Oh ya, setelah kita ke DPR, kan pasti dibuka," kata Eddy di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6/2022).
Eddy mengatakan RKUHP masih dalam perbaikan saat ini. Dia menargetkan pembahasan selesai pekan ini.
"Kita masih membahas, ya mudah-mudahan dalam minggu ini mudah-mudahan selesai," ujarnya.
Eddy lantas ditanya terkait demo mahasiswa di depan gedung DPR RI. Eddy kemudian mengatakan enggan menemui massa mahasiswa karena sudah pernah memberikan kesempatan dengan menggelar audiensi.
"Nggak, nggak. Udah. Kan kita undang mereka nggak dateng, ngapain ditemuin," ujarnya.
Eddy mengatakan, saat audiensi, pihaknya mengundang seluruh elemen, termasuk BEM SI. Namun BEM SI tidak datang.
"Kan Kemenkumham mengundang koalisi masyarakat sipil, pemred, dan BEM. Mereka (BEM) nggak mau dateng. BEM seluruh Indonesia lho kita undang. Hari Kamis tanggal 23," ujarnya.
"Aliansi datang, teman-teman koalisi datang, pemred hadir banyak, teman-teman BEM nggak mau datang," lanjut Eddy.