RN - Pentingnya aksesibilitas dan integrasi dalam mengembangkan transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
"Sebagai sebuah angkutan publik massal, pelayanan LRT Jabodebek tidak bisa bersifat tunggal, tapi harus terintegrasi, dari hulu hingga hilir, pra perjalanan (first mile), selama perjalanan, dan pascaperjalanan (last mile)," kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/7/2022).
Djoko mengatakan, berdasarkan Studi Potensi Jaringan Angkutan Umum dan Integrasi Moda Kawasan di Sekitar Koridor LRT Jabodebek yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia, potensi kawasan permukiman dan komersial sekitar stasiun LRT Jabodebek dengan radius kurang dari lima kilometer ada sebanyak 310 kawasan permukiman dan komersial.
BERITA TERKAIT :Kursi LRT Bolong, Jangan Tuduh Penumpang Tapi Cek Dulu Kualitasnya?
Waspada, 98% Pj Gubernur DKI Maju Pilkada 2024 & Proyej LRT Buat Jualan?
Adapun LRT Jabodebek sepanjang 44,43 km akan dilayani 18 stasiun. "Aksesibilitas ke 310 kawasan permukiman dan komersial harus ada untuk memberikan kemudahan bagi pengguna LRT Jabodebek," jelasnya.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat itu optimistis LRT Jabodebek akan membuat wilayah tersebut semakin terintegrasi.
Dengan hadirnya LRT Jabodebek, tersedianya alternatif moda transportasi massal yang lebih efisien dan modern bagi warga. "Tersedianya lapangan pekerjaan baik pada saat pembangunan proyek maupun saat pengoperasian; berkurangnya kemacetan, emisi, penggunaan BBM dan penghematan waktu perjalanan," katanya.
Selain itu, LRT Jabodebek membuat potensi pengembangan kawasan baru, pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, serta dapat menumbuhkan peluang usaha khususnya UMKM yang dapat menimbulkan efek ganda.
Sementara, manfaat yang akan diperoleh pemerintah adalah percepatan penyelesaian proyek strategis nasional berbasis perkeretaapian, menambah citra positif Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang mengoperasikan LRT berbasis teknologi grade of automation (GOA) level 3.
"Pemerintah juga dapat melakukan pengembangan proyek LRT dan proyek kereta cepat berikutnya," katanya.
Djoko menambahkan, dengn sasaran kawasan perumahan merupakan potensi pengguna LRT Jabodebek, maka fasilitas transportasi umum, fasilitas jalur pejalan kaki, jembatan penyeberangan orang (JPO), sky bridge, fasilitas jalur sepeda, fasilitas parkir kendaraan pribadi harus disiapkan oleh pihak terkait.
"Integrasi fisik dari hulu hingga hilir, waktu dan pembayaran sangat membantu memperlancar pengguna LRT. Pemda di kawasan Bodebek dapat melakukan re-routing angkutan umum yang ada atau membenahi angkutan umum pelayanannya," ujarnya.