RN - Proyek LRT Jakarta fase 1B rute Velodrome-Manggarai mulai digarap. Lucunya, biaya mega proyek tersebut berubah-ubah.
Awalnya Jakarta Propertindo (JakPro) menyebut Rp 4,6 triliun tapi dalam mata anggaran APBD yang disahkan DPRD DKI Jakarta Rp 5,5 triliun.
Seperti diberitakan, DPRD DKI Jakarta awalnya menolak Lintas Raya Terpadu atau kereta api ringan dibiayai APBD tahun 2023. Tapi mendadak para politisi itu setuju dan siap memberikan PMD.
BERITA TERKAIT :PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Pengamat: Orang Lama Jangan Ikut Seleksi, DPRD Harus Audit Anggaran KPID Jakarta
Para aktivis di Jakarta sebelumnya memprotes kalau LRT yang dibiayai APBD. Bahkan pembiayaan itu memberatkan anggaran ibu kota. Apalagi LRT bukan solusi untuk menuntaskan kemacetan.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (JakPro) Iwan Takwin mengatakan anggaran untuk proyek ini dibagi dalam beberapa bagian. Dia menyebutkan konstruksi LRT membutuhkan Rp 4,6 triliun.
"Kan ada macam-macam, ada biaya konstruksi, konsultan, dan lain-lain, jadi totalnya Rp 5,5 triliun. Kalau yang Rp 4,6 triliun ini untuk konstruksi. Semua dari APBD," ujar Iwan seusai groundbreaking LRT Jakarta di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta Timur, Senin (30/10/2023).
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo juga menjelaskan soal anggaran. Dia mengatakan anggaran tersebut sudah termasuk pajak.
"Jadi sesuai dengan kontrak, itu sebesar Rp 4,6 triliun sudah termasuk pajak," katanya.
Syafrin mengatakan groundbreaking LRT Jakarta fase 1B sempat tertunda selama beberapa kali. Dia menargetkan LRT Jakarta rute Velodrome sampai Pramuka bisa beroperasi pada September 2024.
"Sesuai target. Diharapkan bulan September sudah operasional untuk segmen dari Velodrome ke Pramuka," ujarnya.
Syafrin mengatakan upaya percepatan pembangunan terus dilakukan. Selain pembangunan rute secara bertahap, pihaknya bakal memulai pemasangan tiang LRT dalam waktu dekat.
"Percepatan kan contohnya kita akan melakukan pembangunan secara kontinu, mulai dari sini sebagian, kemudian beberapa pile akan dilakukan pembangunan secara bertahap," ujarnya.
Syafrin meyakini keberadaan LRT DKI rute Velodrome-Manggarai dapat mengurangi beban kemacetan di Jakarta sekaligus memecah penumpukan massa di kawasan Stasiun Manggarai.
"Justru dengan adanya LRT ini akan memecah penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai yang saat ini terjadi," ucapnya.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono resmi meletakkan batu pertama atau groundbreaking proyek LRT Jakarta fase 1B. Rute tersebut akan membentang dari Velodrome hingga Manggarai.
Groundbreaking dilakukan di depan Stasiun Velodrome, Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Senin (30/10). Pantauan di lokasi, Budi Karya dan Heru Budi terlebih dahulu menjajal LRT 1A rute Pegangsaan Dua hingga Velodrome.
Rute LRT Velodrome-Manggarai membentang sepanjang 6,4 km serta memiliki 5 stasiun pemberhentian, yaitu Stasiun Pemuda Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan Stasiun Manggarai.
Sementara fase 1A yang telah terbangun memiliki enam stasiun dengan rincian Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrian, serta Stasiun Velodrome.