Selasa,  26 November 2024

Catatan Babe

Resesi: Peluru Kendali Berkepala Dingin

Tori
Resesi: Peluru Kendali Berkepala Dingin
Perolehan suara hasil Pemilu 1955 di Jawa Barat, termasuk Banten

LAGI asyik-asyik menghadapi pemilu, tahu-tahu rupa-rupa forum G20 menyiarkan kabar kita segera menghadapi resesi. 

Mulyani lebih dulu mengatakan kita bisa saja seperti Sri Lanka. Seorang ibu yang lebih senior menimpali kemungkinan kita seperti Sri Lanka (kalau) kita tidak hati-hati. Meskipun pendapat ibu kita ini dengan kalau-berkalau dan Mulyani bicara sangat euphemistic, tapi ada saja orang beken yang uring-uringanan.

Janggalnya, meski kekhawatiran kita akan jadi Sri Lanka menebal, tapi itu tidak mengendorkan seorang pembesar parpol menyiapkan anaknya buah hati si biran tulang jadi caleg. 

BERITA TERKAIT :
Mendekati Pencoblosan, DPRD Kota Bekasi Ingatkan KPU dan Bawaslu Bekerja Profesional
Donald Trump Bikin Sejuk Dunia, Janji Tak Ada Perang

Pemicu resesi disebut perang Ukraine yang dimulai Rusia, tak ada bantahan soal ini. Meski kasus pandemi sejatinya membantu memerosotkan produktivitas. Mungkin ini  sebabnya belum lama Brasil keluar dari Global dan tolak tanda tangan proyek pandemi covid dengan WHO. 

Di kita, rupiah terhadap dolar melemah, harga-harga barang keperluan hidup makin melambung. Yakinkan diri sendiri yang econ kita akan maju sudah keseringan. Ini meletihkan bagi yang dengar, sedangkan yang dinanti apa konsep menghadapi resesi. 

Dulu para pemimpin menghadapi Pemilu 1955 dengan sikap yang wajar-wajar saja. Dalam pelaksanaannya pun pemilu tak telan korban, dan tak ada laporan kecurangan. Konsep yang disebut Majapait, kekuasaan bertuah, jejaknya masih membekas saat itu bagai pesan si Pahit Lidah, letterlijk lidah bertuah, dalam konteks ini persepsi lurus tentang kekuasaan. 

Ketika si Pahit Lidah diabaikan, kita saksikan tak jelasnya antisipasi pemerintah menghadapi resesi.

Ternyata resesi senjata pemungkas yang tak ada lawan, negara-negara dibikin pasrah, pemimpinnya paling jauh cuma marah-marah, sama ibu-ibu lagi.

Resesi lebih dahsyat dari peluru kendali berkepala nuklir. Ini peluru kendali berkepala dingin, yang menghitung semua faktor dengan cermat berdasar science dan beyond the science. Tak mudah mengikutinya. Terpikirkan pun tidak munculnya peluru kendali berkepala dingin. 

Kemarin (20/7/2022), Vladimir Putin curhat di Iran, mereka (barat) mau kucilkan Rusia, katanya. 

Rusia memang sedang terkucil. Untung ada Iran. Apatah pula Iran pada hari itu menjadi host pertemuan Erdogan-Putin-Raisi. 

Perang zaman sekarang senjata hyper modern, termasuk biologi, pun bukan apa-apa. Maka tokoh globalis Bill Gates tampaknya tinggal gelanggang dengan hibahkan hartanya senilai 300 T rupiah. Impian batasi populasi dunia 500 juta orang bubar sudah, seperti halnya frase lama: East is east, west is west, and never the tween shall meet. But there will be the One Power and the others mereka yang kucilkan dirinya sendiri. 

 

Ridwan Saidi
Budayawan