RN - Mutiara Annisa Baswedan resmi menikah dengan pujaan hatinya, Ali Saleh Alhuraebi. Keduanya menikah dengan gaya adat jawa.
Jebolan Fakultas Hukum UI itu terlihat cantik saat mengenakan kebaya kutu baru berbahan velvet warna pink dan kain batik Yogya motif sido asih dan latar cemeng. Sedangkan Ali mengenakan surjan dan kain batik Yogyakarta dengan motif sido asih dan latar cemeng.
Jubir Kelaurga, Abdillah Rasyid Baswedan yang juga adik kandung Anies Rasyid Baswedan, mengatakan pakaian adat Jawa (Yogyakarta) juga digunakan Anies Baswedan dan Fery Farhati pada saat melangsungkan akad nikah pada 11 Mei 1996.
BERITA TERKAIT :Jelang Pilkada DKI 2024, Warga Penjaringan Jakut Banyak Yang Daftar Untuk "Coblos" Malam Pertama
Ogah Nikah Lalu Cerai, Cinta Laura Rela Dicap Perawan Tua
“Selain pakaian adat yang sama, kisah Tia [Mutiara Baswedan] dan Ali ini sama dengan kisah Bapak Anies Baswedan dan Ibu Fery Farhati, yaitu sama-sama dipertemukan di kampus,” tegasnya.
Anies Baswedan dan Fery Farhati dipertemukan di Kampus Biru, Universitas Gadjah Mada (UGM). Anies di Fakultas Ekonomi, sedangkan Fery di Fakultas Psikologi.
Sementara itu, Tia dan Ali dipertemukan di Kampus Universitas Indonesia (UI). Tia dari Fakultas Hukum, sedangkan Ali dari Fakultas Kedokteran.
Agama Dan Budaya
Selain menonjolkan nuansa budaya, pernikahan putri Anies Baswedan juga dibarengi dengan ritual agama. Sebelum memulai ijab kabul, ada pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustaz Fauzy Ridwan, juara 1 MTQ nasional dan internasional.
Lalu, khotbah nikah yang dibawakan oleh Ustaz Nasir Mansur. Dia seorang ulama asal Jakarta dan lulusan Al Maliki Makkah. Isi khotbah nikah yang dibawakan Ustaz Nasir sama dengan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW saat menikahkan puterinya, Fatimah Az-Zahra.
Setelah khotbah nikah, dilanjutkan prosesi ijab kabul. Sebagai wali nikah, Anies Baswedan langsung mengucapkan ijab yang diikuti dengan kabul oleh mempelai pria.
Hadir juga Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Pademangan, H. Saepulloh, M.A. untuk melakukan pencatatan administrasi pernikahan. Dua saksi pernikahan merupakan orang terdekat keluarga, yaitu paman dari mempelai pria dan kakek dari mempelai wanita.
Setelah akad nikah, dilanjutkan doa nikah oleh K.H. Syukron Ma’mun (pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman dan seorang ulama senior di Jakarta). Tidak hanya khotbah nikah, dalam prosesi ini juga terdapat nasihat pernikahan yang disampaikan oleh Ustaz Salim A. Fillah.
Ustadz Salim adalah sebagai penulis best seller berbagai buku pernikahan, seperti Agar Bidadari Cemburu Padamu; Bahagianya Merayakan Cinta, dan masih banyak buku lainnya.
Lulusan Teknik Elektro UGM ini merupakah tokoh ulama muda dari Masjid Jogokariyan di Yogyakarta. Setelah prosesi akad nikah selesai dan resmi menjadi pasangan suami istri, mempelai pria ditemani oleh ayahnya dan Anies Baswedan menuju hall utama Candi Bentar untuk acara temu dan tukar cincin dengan mempelai wanita, Mutiara Annisa Basweda