KASUS pidana skala besar yang merenggut nyawa Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, sekiranya tidak diambilalih advokasinya oleh Kamarudin Simanjuntak, SH, besar dugaan akan tenggelam dan hanyut dari ingatan publik begitu saja.
Sebab, yang berkepentingan menutup kasus tersebut bukan unyu-unyu dan abal-abal. Tapi suatu kalangan yang high level di jagat elit negeri ini. Tapi dengan nyali dan ketegaran hati Kamarudin Simanjuntak dan ditolong oleh sentimen ikatan primordial yang positif, maka akhirnya kasus kritikal ini dapat dibongkar dan malahan sanggup mentersangkakan seorang figur kuat di dalam organisasi kepolisian, yaitu Irjend Ferdy Sambo dan segenap kerabat kerjanya.
Sangat fenomenal dan mencuatkan rasa salut terhadap kinerja advokasi yang dipimpin oleh Kamarudin Simanjuntak terhadap kliennya. Tentu semua itu bukan simsalabim, namun memang dikerjakan dengan penuh perhitungan dan terorganisir dari elit hingga massa.
BERITA TERKAIT :Ibu Dan Istri Dihina Jadi Pelacur, Tukang Jagal Ikan Penggal Kepala Mantan Istri Siri
Kekasih Tamara Tyasmara Ditangkap, Jadi Tersangka Kasus Kematian Dante
Sekiranya elit yang simpatik terhadap terbunuhnya Brigadir Yosua tidak tergerakkan, mungkin kasus ini juga tidak bergulir demikian seru dan fantastis. Orang lupa, bahwa faktor ashobiyyah seperti yang dikemukakan oleh bapak sosiolog, Ibnu Khaldun, sebenarnya sangat signifikan mendorong terbongkarnya kasus ini.
Sekarang, Irjen Ferdy Sambo seperti yang diduga selama ini terlibat kuat dalam hilangnya nyawa Brigadir Yosua, terkonfirmasi akhirnya. Dan dengan mentersangkakan figur kuat ini, sebenarnya sudah tidak ada lagi alternatif bagi organisasi kepolisian RI, kecuali memanfaarkan momentum ini untuk membersihkan organisasi hukum tersebut dari ketidakdisiplinan dan ketidakprofesionalan. Mumpung sebentar lagi HUT RI akan dirayakan, maka sangat baik juga jika dirayakan sebagai tonggak semangat revitalisasi kedisiplinan dan keprofesionalan Kepolisian RI.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap pihak untuk berhati-hati memperlakukan orang. Jangan menganggap remeh, biarpun berpangkat rendah. Boleh jadi, yang kita lihat hanyalah ekor kecil tikus, ternyata ekor king kobra.
Sebuah ilustrasi foto karikatural karya terkenal seniman ilustrator Italia, Marco Melgrati, yang lukisannya tersebut memiliki arti yang dalam relevan untuk Irjen Ferdy Sambo. Lukisan itu bergambar seekor kucing mengganggu ekor yang dianggapnya ekor tikus. Padahal ekor king kobra.
Pesan gambar tersebut ialah: "Anda tidak akan pernah tahu dengan siapa Anda bermain, jadi tolong hormati satu sama lain sepanjang hidup Anda."
"You don't see the whole picture."
Sekali lagi, salut untuk Kamarudin Simanjuntak. Dia layak dinobatkan sebagai singa advokat Indonesia.
Syahrul Efendi Dasopang Pemerhati Hukum