Sabtu,  04 May 2024

Pelabuhan Hambatota Srilanka 

Tori
Pelabuhan Hambatota Srilanka 
Chandra Suwono/Ist

Narasi jebakan utang Tiongkok/Debt-Trap adalah hoaks dari negara barat/Amerika.

Negara-negara barat/Amerika menggunakan masalah kebangkrutan Srilankah sebagai peluang untuk menjelek-jelekan Tiongkok. 

Menakut-nakutin negara lain dengan membangun narasi negara mana yang bekerja sama dan meminjam utang dari Tiongkok akan berakhir seperti Srilanka (narasi jebakan utang). 

BERITA TERKAIT :
Doyan Ngutang Ke Pinjol, Warga Jabar Dan Jakarta Hobi Hiburan
Gajinya Habis Buat Hidup, Banyak Anak Muda Terjerat Pinjol 

Karakteristik bangsa barat setelah kalah bersaing lalu kemudian mengarang serangkaian cerita hoaks yang tidak logika alias kebohongan saja. 

Dari total utang Srilankah hanya 10% dari Tiongkok (ini disebut jebakan utang), 2% dari India, 9% World Bank, 10% Jepang dan 13% ADB. 

Dan yang paling mendominasi adalah market Borrowings lebih dari 4% dari perusahaan finansial Black Rock Amerika dan Ashmore dari Inggris.

Srilankah adalah negara yang tidak memiliki industri modern, hanya ada memiliki industri pariwisata dan pertanian (mengandalkan alam sebagai mata pencaharian).

Wabah pandemi COVID-19 tahun 2020-2021 yang memberi dampak pada industri pariwisata yang menjadi andalan Srilanka. Sehingga menyebabkan Srilanka harus kehilangan USD3 miliar dalam setahun (85%) .

Di samping itu, awalnya Srilanka menggunakan energi angin dan matahari sebagai pembangkit listriknya, namun karena tidak memiliki teknologinya maka dianggap mahal dan tidak efisien. Dan Srilanka mengubahnya dengan mengunakan batubara, minyak dan gas alam, dengan melakukan impor dalam skala besar. 

Belakang ini terjadi kenaikan energi secara besar-besaran,akibat perang Rusia vs Ukraina yang tentunya sangat membebani ekonomi Srilanka.

Tahun  2019 Gotabaya Rajapaksa terpilih sebagai presiden dan keluarganya mengambil alih pertanian dangan melakukan reformasi pertanian. 2 juta petaninya diwajibkan untuk menanam pertanian organik hijau dengan melarang import pupuk pertisida sintesis. 

Dengan meniru mentah-mentah negara-negara Eropa yg sukses dalam menanam pertanian organik hijau tanpa melihat kondisi dan kemampuan diri sendiri. 

Proyek gagal karena memang Srilanka tidak memiliki teknologinya dan kondisi masyarakat yang tidak memadai. 

Kegagalan yang menyebabkan 1/3 tanah suburnya menjadi tidak berguna kerena tidak mampu menyediakan pangan buat rakyatnya.

Demikian juga produksi pertanian teh yang juga andalan Srilankah yang harus kehilangan ratusan juta USD dalam setahun. 

Harga-harga pangan naik sampai dua kali lipat dan pemerintah harus melakukan impor pangan secara besar besaran buat rakyatnya.

Akhirnya terjadi krisis energi, krisis pangan karena pemerintahan gagal memenuhi kebutuhan pokok untuk rakyat nya dan ditambah lagi utang negara. 

Kondisi ini benar-benar membuat Srilanka tidak bisa bertahan lagi. Presiden Rajapaksa akhirnya mengumumkan kebangkrutan Srlanka  dan membawa keluarganya kabur keluar negeri.

Jadi kebangkrutan Srilanka jelas bukan karena dept-trap/jebakan utang dari Tiongkok seperti hoaks dari media barat. 

Pelabuhan Hambantota Srilanka 

Pelabuhan Hambantota yang mengalami dampak dari tsunami Aceh tahun 2004 menjadi hancur total. 

Dan terjadi pedangkalan pada laut disekitar pelabuhan Hambantota.

Selama bertahun-tahun pemerintah Srilanka menawarkan kepada berbagai lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan kembali pelabuhan Hambantota. 

Selama enam tahun tidak ada yang bersedia. Secara teknik sudah tidak cocok lagi untuk dibangun kembali menjadi pelabuhan karena terdapat lumpur yang membuat pedangkalan laut sekitar pelabuhan.

Di samping itu, di lingkungan sekitarnya tidak ada infrastruktur penunjangnya, yang ada hanya petani pisang.

Namun pada akhirnya pada tahun 2010 pemerintah Tiongkok bersedia meminjamkan USD300 juta untuk membangun kembali pelabuhan Hambantota. 

Hanya dibutuhkan waktu dua tahun Tiongkok berhasil membangun kembali menjadi pelabuhan Hambantota menjadi pelabuhan yang modern. Termasuk, pengurukan lumpur di laut karena terjadi pedangkalan pasca tsunami Aceh 2004.

Tahun 2013 pelabuhan Hambantota mulai dioperasikan oleh pemerintahan Srilanka.

Namun patut disayangkan karena Srilanka tidak mampu mengoperasikan dengan baik untuk bisa berkontribusi pada ekonomi nya. 

Karena pelabuhan Hambantota  memerlukan serangkaian peralatan dan infrastruktur di sekitarannya untuk berhasil. 

Pada akhirnya tahun 2017, Srilankamenyewakan Pelabuhan Hambantota kepada Tiongkok selama 99 tahun.

Tiongkok pun langsung menginvestasi 15 ribu hektar tanah untuk membangun infrastruktur dan zona industri untuk menunjang pelabuhan Hambantota dengan menghabiskan waktu selama empat tahun.

Setelah dioperasikan Tiongkok ternyata menjadi pelabuhan tersibuk di Asia Selatan dan menghasilkan keuntungan ekonomi untuk TIONGKOK maupun Srilanka.

Dan dengan dioperasikan pelabuhan Hambantota sehingga kapal-kapal kargo, ekspor dari Tiongkok ke Timur Tengah maupun ke Eropa.

Tidak lagi melewati Selat Karimata yang dikuasai preman Amerika memungut uang jago dengan menempatkan kapal induknya yang berfungsi sebagai satpam.

Tapi dari pelabuhan di Tiongkok menuju pelabuhan Hambantota Srilanka dan langsung ke samudera Hindia menuju Timur Tengah maupun ke Eropa. 

Tentu saja keberhasilan pengololaan pelabuhan Hambantota ini membuat paman Sam menjadi meradang serta Iri. 

Sehingga menggiring opini jebakan utang dari Tiongkok untuk menakut-nakuti negara lainnya. 

Bagi Tiongkok, Pelabuhan Hambantota adalah bagian dari proyek Belt dan Road Initiative. 

Lebih dari 73 pelabuhan yang dikelola oleh Tiongkok di dunia, termasuk di Pakistan (koridor ekonomi Tiongkok Pakistan). 10 di antara pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia. Ada tujuh di antaranya berasal dari Tiongkok. Hal ini menunjukan betapa besar skala ekspor Tiongkok ke seluruh dunia.

Lebih dari 124 negara yang telah bekerja sama dengan proyek Belt aand Road Initiative, termasuk Indonesia. 

Untuk Srilankah berkat pendapatan sewa pelabuhan Hambantota kepada Tiongkok. 

Pemerintah Srilanka berhasil melunasi sebagian besar utang nya kepada Amerika (Black Rock) dan kepada Inggris (Ashmore). yang jatuh tempo pada tahun 2017.

Para pakar ekonomi mengatakan bahwa akan ada 60 negara yang akan bangkrut seperti Srilanka.  Justru negara-negara seperti Srilanka dan lainnya, apakah memilih bergabung dalam lingkaran ekonomi Tiongkok yang stabil. 
Atau masih percaya dengan jebakan utang yang diciptakan negara barat dan bergabung dengan negara Imperialisme G-7, ini adalah tantangan yang harus dihadapi.

Ini juga membuat negara-negara lainnya untuk memilih kiblat dan hanya memiliki kesempatan untuk satu kali pilihan. 

APAKAH MEMILIH MENG-INTEGRASIKAN KE LINGKARAN EKONOMI TIONGKOK UNTUK MENIKMATI PERTUMBUHAN EKONOMI YG STABIL DAN MENUJU KEMAKMURAN BERSAMA. 

ATAU MEMILIH MENJADI NEGARA PECUNDANG DENGAN MENJADI BONEKA AS/NATO YANG AKAN DIPERAS SAMPAI KURUS -KERING SEPERTI NEGARA JEPANG. 


Chandra Suwono
Aktivis Tionghoa