Jumat,  22 November 2024

Menko Airlangga: Anggaran Pembangunan MRT Fase 2 Naik Jadi Rp 26 Triliun

ERY
Menko Airlangga: Anggaran Pembangunan MRT Fase 2 Naik Jadi Rp 26 Triliun
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, seusai Rapat Internal (Rapint) dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara - Ist

RN – Pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi di Indonesia terus didorong untuk menguatkan perekonomian nasional.

Usai Rapat Internal (Rapint) dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (24/08), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan beberapa hal terkait percepatan penyelesaian proyek perkeretaapian, hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang, dan juga terkait investasi.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa dalam proyek strategis MRT Jakarta North South dilaporkan terdapat kenaikan project cost dari 22,5 triliun rupiah menjadi 26 triliun rupiah.

BERITA TERKAIT :
Prabowo Lebih Jago Dari Jokowi, Sekali Gebrak Bawa Rp156,5 Triliun Dari China
KPK Angkut Duit Investasi Bodong PT Taspen Rp 2,4 Miliar

Kenaikan tersebut terjadi akibat kompleksitas kontruksi dan kondisi lahan yang tidak stabil karena masuk ke dalam Kota Tua, sehingga perlu lebih berhati-hati.

Menko Airlangga Hartarto menambahkan bahwa panjang MRT Jakarta North-South sepanjang 12,3 km seluruhnya masuk di underground. Berbeda dari yang sebelumnya yaitu 15,7 km yang terdiri dari 5,7 km underground dan elevated 10 km.

“Arahan Bapak Presiden tentu untuk melihat titik akhir daripada proyek ini, karena titik akhirnya yang direncanakan sekarang di Ancol Barat itu masih ada beberapa masalah lahan sehingga diminta dipertimbangkan dan dicarikan alternatif lain di wilayah Ancol ataupun di Marina. Tentu ini nanti diharapkan dari perolehan lahan baik dari Menteri ATR/BPN maupun Gubernur DKI,” ungkap Menko Airlangga Hartarto.

Kemudian terkait kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang, Menko Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa terdapat beberapa catatan yang disampaikan dalam Rapint tersebut. Pertama, terkait evaluasi Indonesian-Japan Economic Partnersip Agreement (IJEPA) yang diharapkan dapat selesai sebelum Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.

Kedua, juga disampaikan dalam Rapint tersebut bahwa Pemerintah Jepang telah menerima sertifikasi new ISPO dan juga memperluas usulan akses pasar untuk produk tuna kaleng, kopi, produk laut, serta produk buah-buahan tropis seperti mangga, nanas, dan pisang.

“Ini diharapkan bisa masuk dalam general review IJEPA dimana post tarifnya bisa diperbaiki,” kata Menko Airlangga Hartarto.

Selanjutnya terkait dengan investasi, Menko Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa dalam Rapint tersebut dilaporkan beberapa investasi, yakni Mitsubishi yang telah berkomitmen berinvestasi 10 triliun rupiah untuk Xpander EV, Toyota Group yang berinvestasi sebesar 27,1 triliun rupiah selama tahun 2022-2026, dan beberapa investasi lainnya termasuk di sektor retail.

Kemudian, dalam Rapint tersebut juga dilaporkan mengenai Pelabuhan Patimban yang akan terus dilanjutkan pada tahap ke dua tahun 2024-2025 dengan investasi sekitar 7,58 triliun rupiah dan juga persiapan untuk fasilitas tahap ketiga KPBU sebesar 3,86 triliun rupiah.

Menutup penjelasannya, Menko Airlangga Hartarto menyampaikan terkait dengan proyek lain yaitu proyek LNG Masela, dimana Pemerintah diharapkan dapat menegosiasikan investasi yang direncanakan sekitar 287 triliun rupiah dari Shell.

“Arahan Bapak Presiden ini untuk segera dinegosiasikan dan dicarikan investor baru termasuk mempertimbangkan sovereign wealth fund Indonesia (INA) untuk masuk dalam proyek tersebut,” pungkas Menko Airlangga Hartarto.