Senin,  29 April 2024

PPP DKI Resah Amplop Kiai, Ini Komentar Anak Haji Lulung

RN/NS
PPP DKI Resah Amplop Kiai, Ini Komentar Anak Haji Lulung

RN - Amplop kiai membuat resah PPP DKI Jakarta. Sebab, jika pidato Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa soal amplop kiai terus gelinding maka bisa merusak suara Ka'bah.

Ketua DPW PPP DKI Jakarta Guruh Tirta Lunggana meminta polemik terkait pernyataan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa soal "amplop kiai" untuk diakhiri. Masalah itu tak perlu diperluas lagi.

"Persoalan itu tidak perlu dibesar-besarkan lagi," kata Tirta Lunggana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

BERITA TERKAIT :
Target 10 Kursi PPP Jakarta Ambyar, Gerbong Syaiful Rachmat Harus Dibongkar?
Biar Kecil Tapi Sombong, PPP Ogah Diajak Koalisi PDIP Di Pilkada DKI 

Mantan politisi PAN ini beralasan Suharso sudah mengaku khilaf dalam membuat ilustrasi dan sudah meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang keliru itu.

"Saya pastikan itu pidato yang beredar sudah dipotong, mungkin sengaja agar viral di medsos. Saya kan hadir waktu pembekalan anti korupsi KPK, makanya tahu," katanya.

Putra Haji Lulung ini yakin apabila pidato Suharso didengarkan secara utuh akan dipahami oleh masyarakat dalam konteks edukasi anti korupsi. Meski begitu, kata dia, persoalan itu tidak mengganggu fokus partai itu menjelang Pemilu 2024, khususnya di daerah termasuk di DKI Jakarta.

"Kami sepenuhnya fokus melakukan konsolidasi internal struktural PPP DKI sampai tingkat ranting dan persiapan rekrutmen calon legislatif DPR dan DPRD 2024," katanya.

Sebelumnya, Suharso meminta maaf dan mengakui kesalahannya yang memicu polemik imbas pidatonya terkait pemberian "amplop kiai" pada kegiatan Pembekalan Anti Korupsi Politik Cerdas Berintegritas di KPK pada 15 Agustus 2022.

"Saya akui ilustrasi dalam sambutan itu sebuah kekhilafan dan tidak pantas saya ungkapkan. Mestinya ada cara lain, bukan dengan mengungkapkan ilustrasi yang justru mengundang interpretasi yang keliru, dan apalagi dipotong-potong," katanya.

Diminta Mundur

Diketahui, amplop kiai membuat kader-kader PPP diberbagai daerah resah dan gelisah. Bahkan, sebagian elit PPP meminta kepada Suharso untuk mundur dari jabatannnya.

Surat yang meminta Suharso Monoarfa, untuk mundur dari jabatannya kembali muncul. Surat kedua yang meminta Suharso untuk mengundurkan diri itu berasal dari tiga majelis DPP PPP, yakni majelis syariah, majelis kehormatan, dan majelis pertimbangan setelah surat pertama mereka tak direspons.

"Betul itu surat dari tiga majelis DPP PPP," ujar Anggota Majelis Pertimbangan PPP, Usman M Tokan, saat dikonfirmasi, Senin (29/8/2022).

Surat yang di antaranya ditandatangani oleh Ketua Majelis Syariah DPP PPP, KH Mustofa Aqil Siroj; Ketua Majelis Kehormatan DPP PPP, KH Zarkasih Nur; dan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Muhamad Mardiono; itu meminta Suharso untuk serius mundur.

Surat itu juga ditandatangai putra almarhum KH Maimoen Zubair, yaitu KH Abdullah Ubab Maimoen Zubair dan juga KH Ahmad Haris Shodaqoh, KH Muhyidin Ishaq, KH Fadlolan Musyaffa'.

"Permintaan pengunduran ini kepada saudara Suharso Monoarfa ini semata hanya untuk kebaikan kita bersama sebagai pengemban amanah dari pendiri PPP," bunyi surat yang ditandatangani pada 24 Agustus 2022 lalu itu.

Para ketua majelis dalam surat tersebut menyebutkan, Suharso mengabaikan surat pertama dengan tidak memberikan jawaban, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan keadaan PPP semakin memburuk di tengah masyarakat, maka pengunduran Suharso diyakini akan meredakan gejolak di kalangan masyarakat, terutama para habib, kiai, danti, dan para pendukung PPP.

"Selanjutnya mekanisme akan diatur sesuai peraturan organisasi yang ada pada AD/ART Partai Persatuan Pembangunan (PPP)," bunyi surat tersebut.