RN - Naiknya harga BBM membuat driver ojol pening. Mereka mengeluhkan lantaran tarif tidak ikut naik.
"Modal naik karena harga BBM naik, makan batu kita bro," tegas Sina, driver ojol yang biasa mangkal di Cengkareng, Jakbar saat ditemui wartawan, Senin (5/9) malam.
Menurutnya, tarif tak kunjung naik bikin susah. "Ini namanya penderitaan," keluhnya.
BERITA TERKAIT :Pernah Narik Ojol, Ini Tips Wamenaker Agar Driver Dapat Sewa Berlimpah
Jika Tidak Masuk Angin, Status Ojol Dari Mitra Bakal Jadi Karyawan
Begitu juga kata Ujang. Driver yang biasa mangkal di Gambir, Jakpus menyatakan, dirinya hari ini tekor. "Kacau tekor mas," tukasnya.
Menurut Alfan seorang driver ojek online yang ditemui di bilangan Abdul Muis, Jakarta Pusat, modal untuk narik telah naik signifikan dengan kenaikan harga BBM. Sehari, Alfan harus membeli bensin 4-5 liter sekali narik. Selama ini dia mengisi Pertalite untuk kuda besinya, karena harganya paling murah.
Sebelum BBM naik, dia cuma butuh modal bensin untuk narik sebesar Rp 30.000-40.000 saja sehari. Kini, naik jadi Rp 40.000-50.000. Menurutnya, ada kenaikan biaya narik Rp 10.000-20.000 dengan adanya kenaikan harga BBM.
"Coba itu baru bensin gocap sendiri, belum makan, kopi, rokok. Hitung-hitung udah mau Rp 100.000 sendiri modal jalan. Sehari narik paling berapa kita Rp 200.000 doang, untung-untung bisa lebih. Seringnya di bawah itu," ungkap Alfan.
Seharian narik, Alfan mengaku cuma bisa memegang paling mentok Rp 100.000 untuk dibawa pulang dengan adanya kenaikan harga BBM saat ini.
"Dua-tiga hari narik kemarin untung-untungan bawa pulang Rp 100.000, sepi. Sekarang sih hari kerja lumayan nih order-nya. Sebelum BBM naik bisa lebih dari itu," cerita Alfan.
Alfan juga mengeluhkan kejelasan kenaikan tarif ojol. Harapannya juga adalah agar potongan-potongan dari aplikasi bisa dikurangi.
"Nah itu kagak jadi terus naiknya, BBM udah naik nih. Kalau bisa potongan juga diturunin. Itu kalau di aplikasi penumpang Rp 15.000 misalnya, paling di kita masuk berapa, cuma Rp 8.000-9.000 aja," ujar Alfan.
Tarif ojol memang tak kunjung mengalami kenaikan. Saat ini tarif yang masih berlaku adalah KM 348 tahun 2019. Jabodetabek masuk ke dalam tarif zona II.
Kalau dilihat dari patokan tarifnya di zona II, sekali narik penumpang, Alfan bisa mendapatkan maksimal Rp 10.000 dan minimal Rp 8.000 untuk 5 km pertama. Itu tergantung dari jam sibuk atau tidak, bila di jam sibuk mungkin akan lebih besar.
Nah bila orderan ternyata lebih dari 5 km, maka Alfan akan mendapatkan maksimal pendapatan sebesar Rp 2.000-2.500 per km berikutnya.
Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO) Taha 'Ariel' Syafaril saat ini telah terjadi penurunan order sebesar 20-30% baik di ojek maupun taksi online. Masyarakat menurutnya masih kaget dan ragu untuk naik angkutan online karena mengira harga akan naik pesat.
"Penurunan 20-30% sekarang di order penumpang. Mereka kaget BBM naik jadi takut, mereka nunggu kejelasan juga soal tarif. Tapi saya harap sih ini cuma kagetan aja," ujar Ariel ketika dihubungi detikcom.
Menurutnya, sejauh ini para driver angkutan online bisa mengalami penurunan pendapatan sekitar 15-20%, hal itu terjadi karena modal bensin harus naik Rp 30.000-50.000 sekali jalan.
"Yang dibawa pulang itu pasti berkurnag karena kan pengeluaran itu nambah, karena beli BBM itu kan utama buat kita. Ini nambah modal aja bisa Rp 30.000-50.000, ya mungkin bisa turun sekitar 15-20% ada lah pendapatan kita," ungkap Ariel.
Menurutnya, taksi online juga mengalami kenaikan modal bensin. Ariel sendiri selama ini juga berprofesi sebagai sopir taksi online. Dari pengamatannya, sehari narik sebuah mobil 1.200 cc butuh bensin 12-14 liter. Bila dahulu beli bensin cuma Rp 100.000-110.000 saja, kini bisa naik jadi Rp 140.000 maksimal.
"Ya dengan harga baru sekitar jadi Rp 140.000-an kan. Itu mobil 1.200 cc punya saya, kalau yang pakai 1.500 cc bisa Rp 160.000 lebih kali," sebut Ariel.
Sementara Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tengah menghitung dampak kenaikan harga BBM terhadap tarif angkutan darat terutama antar kota antar provinsi. Khusus untuk ojek online (ojol) akan diumumkan 2 hari lagi atau pada Rabu 7 September 2022.
Budi Karya menjelaskan, dengan kenaikan harga BBM, Kemenhub mengambil sejumlah langkah, diantaranya melakukan penyesuaian tarif angkutan darat kelas ekonomi, khususnya pada moda transportasi darat. Kajian yang akan dilakukan yaitu terkait tarif penumpang ekonomi angkutan antar kota antar provinsi (AKAP).
“Besaran tarif akan ditentukan oleh kajian yang tengah kami lakukan, dan hasilnya akan kami sampaikan dalam waktu dekat,” ujar Menhub Budi mengutip keterangan resmi, Senin (5/9/2022).
Kemudian, langkah selanjutnya yaitu akan segera menetapkan penyesuaian tarif ojek online. Ini sekaligus menjawab permintaan asosiasi pengemudi ojek online soal kenaikan tarif.
“Untuk penyesuaian tarif ojek online (ojol) akan kami umumkan dalam dua hari ke depan, dengan besaran yang telah disesuaikan dengan kondisi terakhir penyesuaian harga BBM,” tutur Menhub Budi.
Agar penerapannya dapat berjalan dengan baik, Menhub telah meminta Dirjen Perhubungan Darat untuk mengintensifkan komunikasi dengan dengan mitra pengemudi ojol dan pihak aplikator.