Jumat,  22 November 2024

150 Juta Data WNI Jebol, Ini Kata KPU, Tapi Bukan Buang Badan Kan?

RN/NS
150 Juta Data WNI Jebol, Ini Kata KPU, Tapi Bukan Buang Badan Kan?
Betty Epsilon Idroos

RN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah kebocoran dan penjualan 105 juta data Warga Negara Indonesia (WNI) dari pihaknya.

Kebocoran di sebuah forum online 'Breached Forums' sudah dicek dan bukan dari KPU.

"Sehubungan dengan beredarnya informasi tentang data yang kabarnya diperjualbelikan di publik, KPU sudah melakukan pengecekan terhadap setiap isi dari elemen data di forum underground tersebut, dan menyatakan bahwa data tersebut bukan bersumber dari KPU," kata Komisioner KPU, Betty Epsilon Idroos dalam keterangannya, Rabu (7/9/2022).

BERITA TERKAIT :
Mendekati Pencoblosan, DPRD Kota Bekasi Ingatkan KPU dan Bawaslu Bekerja Profesional
Kasak-Kusuk Mr A Dongkel Kursi Wali Kota Jakpus

Betty mengatakan KPU menjaga ketat data yang dimiliki. Salah satunya termasuk data pemilih.

"Data yang dikelola KPU adalah data yang dijaga dari sisi otentitas, keamanan, dan kerahasiannya, termasuk dalam hal ini, data pemilih," kata Betty.

Menindaklanjuti kebocoran data tersebut, KPU akan bekerjasama dengan siber Polri untuk menemukan pelaku. Betty mengatakan penyelidikan akan dilakukan dari berbagai sisi.

"Sebagai tindak lanjut terkait hal di atas, KPU akan bekerjasama dengan Kepolisian RI khususnya siber polri untuk mengusut pelaku tersebut. Pengusutan dan penelusuran dilakukan baik dari sisi penjual ataupun orang yang dengan sengaja membuat seolah-olah merupakan data pemilih Pemilu 2019," tuturnya.

Sebelumnya, viral dugaan kebocoran data penduduk warga Indonesia dan dijual ke forum online Breached Forums yang diduga berasal dari KPU.

Diduga lebih dari 105 juta data dijual oleh anggota forum bernama Bjorka di laman itu dengan judul Indonesia Citizenship Database From KPU 105M. Dia juga mencantumkan logo KPU di situs tersebut.

Dalam situs tersebut, Bjorka mengklaim memiliki 105.003.428 juta data penduduk Indonesia dengan detail Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga, nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, dan lain-lain.

Data pribadi itu dijual seharga US$5 ribu atau setara Rp7,4 juta (US$1=Rp14.898,20). Semua data tersebut disimpan dalam file 20GB (uncompressed) atau 4GB (compressed).

Diketahui, Bjorka merupakan akun yang sebelumnya juga membocorkan 1,3 miliar data registrasi kartu SIM dengan kapasitas 87GB dijual di situs gelap tersebut. Kala itu, ia membanderolnya dengan harga US$50 ribu (sekitar Rp744 juta) sambil menyertakan sampel data sebanyak 2GB.