RN - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono diam-diam sudah mulai kerja. Selain melakukan pertemuan dengan beberapa pejabat, Heru juga sudah mendeteksi struktur komposisi susunan SKPD.
Kabar beredar, yang bakal kena depak pertama adalah Asisten Sekretaris Daerah (Sekda). Saat ini Sekda DKI Jakarta Marullah Matali dibantu oleh emapat asisten.
Asisten Pemerintahan dijabat oleh Sigit Wijatmoko, Asisten Kesejahteraan Rakyat atau Askesmas Uus Kuswanto, Asisten Perekonomian dan Keuangan diisi oleh Sri Haryati dan Afan Adriansyah Idris sebagai Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup.
BERITA TERKAIT :Gubernur Baru Jakarta Dapat Anggaran Rp 91 Triliun
Omzet Jeblok, Ancol Salahkan MRT, Pengamat: Buruk Rupa Cermin Dibelah
Sumber di DPRD DKI Jakarta menyebutkan, asisten Sekda DKI Jakarta harus ada pembaruan. Karena, saat ini Marullah terkesan dilupakan oleh para asisten.
"Saya rasa ada penyegaran bagus juga. Tapi memang arahnya ada perubahan dan penyegaran," ungkap sumber kepada wartawan, Minggu (16/12).
Sementara Heru menyatakan dirinya tetap bakal menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden di Istana Kepresidenan. Heru menjabarkan, menurut aturan dirinya harus tetap menjabat sebagai Kasetpres yang merupakan pejabat Eselon 1 agar bisa menjadi Pj Gubernur.
Heru menyebut Plh tersebut bisa diambil dari Kepala Deputi atau Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden. Kewenangan penentuan Plh bakal sepenuhnya diserahkan kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Nanti saya juga akan tetap bertugas ke Istana, mungkin seminggu sekali. Dekat kan dari Balai Kota ke Istana," ujar Heru.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Benni Irwan mengatakan Heru Budi Hartono terpilih dalam sidang Tim Penilai Akhir (TPA) pada Jumat, 7 Oktober 2022. Sidang itu memilih satu nama dari tiga Pj Gubernur.
Heru Budi Hartono pernah menjabat sebagai Kepala Sekretariat Kepresidenan sejak 2017. Heru diketahui sempat duduk diberbagai kursi jabatan di DKI Jakarta, salah satunya sebagai Wali Kota Jakarta Utara pada tahun 2014.
Pada 2008, Heru Budi Hartono menjabat sebagai Kepala Bagian Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Jakarta Utara. Setelahnya, ia juga sempat menjadi Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (Kabiro KDH dan KLN) pada 2013. Pada era Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Heru menempati posisi sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah DKI Jakarta.
Sigit Terancam
Nama Sigit Wijatmoko di ujung tanduk. Asisten Pemerintahan ini namanya sempat ramai karena dituding tidak menghargai Sekda DKI Jakarta Marullah Matali.
Sigit dituduh jalan sendiri saat bertugas. Bahkan, mantan Wali Kota Jakut itu dikenal sebagai pejabat jago lobi dan licin.
Nama Sigit mencuat dari ucapan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi. Politisi PDIP mengungkap persoalan internal di jajaran Sekretariat Daerah Pemprov DKI, yaitu ada Sekda DKI bayangan.
"Sekarang Sekda-nya tidak dihargai oleh asisten-asistennya. Bagaimana mau jalan ini pemerintahan," kata dia di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 22 Agustus 2022.
Padahal Sekda DKI adalah pangkat tertinggi di pemerintahan DKI yang mengelola aparatur sipil negara (ASN). Saat ini Marullah justru bekerja seorang diri, lalu muncul Sekda bayangan.
"Kan ada Sekda bayangan namanya Sigit," ujar politikus PDIP itu.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari Sigit. Tapi, beberapa sumber di internal Pemprov DKI Jakarta kalau Sigit adalah pejabat yang paham soal aturan.
"Mungkin karena dia paham aturan karena latar belakang pamong," terang sumber.