RN - Koordinator Jaringan Aktivis Nusantara (JAN), Romadhon Jasn meminta Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Pol. Syahar Diantono untuk memassifkan sosialisasi aplikasi Propam Presisi.
Menurut dia, aplikasi Propam Presisi bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mengadukan terkait buruknya perilaku atau layanan kepolisian.
"Namun setelah kami survei di play store, baru sekitar 50.000 user yang memanfaatkan aplikasi tersebut. Melihat data itu, kami harap Divisi Propam mampu memaksimalkan kembali layanan tersebut," ungkap Romadhon kepada wartawan, dikutip hari ini.
BERITA TERKAIT :Wakapolri Ahmad Dofiri, Bongkar Kasus Ferdy Sambo Hingga Tumpas Gangster DIY
Judi Online Digandrungi Anak Muda, Biang Keroknya Influencer Dan Pasangan Murah Hingga Beking
Selain memudahkan masyarakat membuat aduan terkait kinerja kepolisian, Romadhon menilai hadirnya aplikasi itu mampu menjadi saluran edukasi bagi masyarakat.
"Aplikasi ini juga berperan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak semena-mena mengumbar dan memviralkan kesalahan anggota Polri di lapangan," terangnya.
"Bagi kami, kecenderungan memviralkan kelakuan buruk segelintir anggota Polri itu perlu dikanalisasi agar tidak merusak citra Polri secara keseluruhan," imbuh Madon, begitu ia disapa.
Ia menyoroti animo masyarakat Indonesia yang begitu rendah mengakses layanan publik berbasis digital. Hal tersebut bisa menjadi salah satu indikator aplikasi Propam Presisi kurang diminati.
"Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), persentase masyarakat kita mengakses layanan publik berbasis digital hanya 15 persen," jelasnya.
Oleh karenanya, Romadhon mendorong Propam Polri untuk melakukan inovasi agar aplikasi tersebut lebih membumi. Dalam catatannya, Polri perlu memanfaatkan setidaknya tiga strategi promosi.
"Pertama, memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan Aplikasi Propam Presisi. Dalam hal ini Polri punya SDM beserta jaringan sosial yang cukup. Kedua, Polri bisa memanfaatkan jasa influencer seperti selebritis dan tokoh masyarakat," tuturnya.
Dan terakhir, Polri bisa memanfaatkan organisasi pemuda di seluruh Indonesia. "Mereka bisa diberdayakan sebagai mitra kritis untuk mengembalikan trust society Polri yang tengah menurun," tandasnya.