Jumat,  22 November 2024

Pasar Becek dan Semrawut, Pemkot Tangsel Kalau Cari Pengelolah orang Pinter Dong

BCR
Pasar Becek dan Semrawut, Pemkot Tangsel Kalau Cari Pengelolah orang Pinter Dong
Ist

RN- Penempatan Sumber Data Masunisa (SDM) yang kurang tepat dalam pengelolaan pasar tradisional di Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi salah satu penyebab pasar semrawut.

M Yamin salah seorang pelopor pendirian pasar Bintaro Mas Sektor 2 kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) harus punya nalar dan keberanian menempatkan sosok tokoh pasar yang punya potensi dan pengalaman dalam mengelola dan membina para pedagang serta mampu merangkul elemen-elemen pasar yang punya andil keberadaan pasar tersebut.

“Awalnya pasar itu becek dan kumuh, namun kini menjadi pasar tradisional berkhas modern, bersih dan nyaman, kebanggaan warga Rengas dan Bintaro,” kata Yamil di kutip dari media, Rabu (9/11/2022).

BERITA TERKAIT :
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Modus Baru Hipnotis Di Serpong Tangsel, ATM Ditukar Lalu Dikuras, Duit Belanja Emak-Emak Ludes 

Lebih lanjut kata Yamin, saat pembangunan pasar Bintaro Mas biayanya mutlak swadaya pedagang dengan memakai modal pihak ke 3.

“Alhamdulillah saat ini pedagang nyaman, konsumen nyaman dan pemkot Tangsel punya pasar tradisional yang modern tanpa mesti mengeluarkan kocek untuk membangun gedung pasar,” ucap Yamin yang kini aktif sebagai penasehat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Kota Tangerang Selatan.

Menurut Yamin, Pemerintah harus menjalin sinerginitas dengan para stakeholders Pasar atau organisasi yang ada berkaitan dengan kemakmuran pasar, seperti APPSI, AKLI dan lain lainnya.

“Pemkot sudah mengenalkan kepada warga, bahwa kini memiliki BUMD seperti PT Pasar Mandiri, kata Yamin, itu tidak akan berfungsi maksimal jika diurus oleh orang yang tidak tepat dam Pemkot Tangsel hanya buang-buang energi serta biaya yang besar dan sia sia,” ungkapnya.

“Cukup PT PITS sebagai pengelola tinggal dibentuk sub bidangnya saja, kemudian tempatkan orang yang punya kompetensi dan pengalaman hidup dalam lingkungan pasar,” sambung Yamin.

Dia berharap, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel tidak kehabisan waktu untuk segera membenahi pasar-pasar tradisional yang sudah ada.

“Kota Tangsel sebagai kota penyanggah ibukota Indonesia, malulah jika memiliki pasar yang masih becek dan semrawut. Salah satu Keberhasilan sebuah kota yang nyaman, bersih, maju, salah satu indikatornya pasar tradisonalnya bersih, sehat dan modern,” ujar Yamin.

Pria yang juga aktif di Dekopinda Kota Tangsel ini juga mengatakan, peran stakeholder dalam pencapaian pasar tradisonal yang bersih, nyaman itu sangat diperlukan dan saling melengkapi kekurangan dan kelebihan dilapangan.

“Saya kira APPSI punya misi dan visi yang tepat juga siap berperan serta jika dilibatkan membangun pasar dan pemkot bersedia mengajak, menjalin kerjasama dalam membenahi pasar-pasar tradisional di Tangsel,” ulas Yamin.

Dia menambahkan, APPSI adalah organisasi profesional yang memberikan perlindungan hukum kepada anggota (pedagang pasar), memberikan edukasi menuju pedagang tradisional yang bisa mengikuti perkembangan teknologi yang terbaik dan update,

“Tetapi jika pemerintah mengajak APPSI ikut bersinergi dengan pemerintah dan diajak pemerintah untuk berdiskusi untuk kemajuan pasar secara fisik, maupun meningkatkan kemajuan pasar tradisional, ya! kenapa tidak? APPSI sangat siap untuk itu,” tutup Yamin.