RN - Dalam politi istilah bandar atau bohir tidak asing didengar. Gerakan atau pola-pola politik memang membutuhkan biaya.
Tentunya biaya tersebut tidak besar. Bandar biasanya dibagi menjadi beberapa katagori.
Ada bandar yang hanya mensuport gerakan politik. Tapi ada juga bandar yang memang memodali 100 persen biaya kebutuhan.
BERITA TERKAIT :Pemakai Narkoba Hanya Direhabilitasi, 4,8 Juta Pecandu Selamat Dari Bui
Pemakai Narkoba Hanya Rehabilitasi Tanpa Dipenjara, Kalau Bandar Hukumannya Mati
Bandar kerap berada di belakang layar. Namanya bahkan disembunyikan agar tidak gaduh.
Bandar juga tidak pernah terlibat langsung rapat-rapat inti. Bandar biasanya memberikan pesan kepada kordinator atau PIC.
Dari PIC itulah baru turun ke kordinator lapangan alias korlap. Kini istilah bandar lagi heboh.
Awalnya, adalah Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah berseloroh batalnya deklarasi koalisi pro Anies Baswedan karena 'bandar belum deal'.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menanggapi isu yang dilemparkan Fahri Hamzah dengan berceletuk soal Sambo.
"Kalau tingkat itulah diskursus itu yang kita konsumsi, dan itu saya telan, nalar kita, pertanyaannya semakin kita bagus apa semakin jelek? Apakah itu urgensi kita membangun secara lebih baik, atau memang sesungguhnya kita merusak common sense kita? Saya sudah katakan bandar apa itu? Yang su jelas memang Sambo sudah ditangkap," ujar Paloh di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Surya Paloh menjawab pertanyaan soal Fahri Hamzah yang menyinggung batalnya deklarasi 'Koalisi Perubahan' karena bandar belum sepakat.
Surya Paloh meminta isu bandar ini dibuka sejelas-jelasnya. Surya Paloh menegaskan pihaknya tidak ingin terkejut.
"Saya katakan saya amat sangat terbuka siapa saja yang mau danain ini, coba kasih tahu, sebut yang jelas," ujar Paloh.
"Yang kita enggak mau bandar juga tiba-tiba terkejut kita," imbuh Surya Paloh.
Fahri Hamzah sebelumnya menyebut semua orang tahu jika batalnya deklarasi koalisi pro Anies karena bandar belum sepakat. Fahri Hamzah menyinggung angka 20 persen yang belum terkumpul.
Fahri tidak menjelaskan lebih lanjut soal 'bandar' yang dimaksud. Dia lanjut menuturkan analisisnya soal pengaruh 'bandar' dalam pemilu.
"Yang bisa jatuhkan partai itu bandar, pembelian tiket itu. Pengumpulan tiket 20 persen itu bukan kerja parpol, itu kerja bandar. Parpol nggak sanggup, Anies Baswedan nggak sanggup," terangnya.
Fahri mengatakan partai yang bebas dari bandar hanya satu. Mereka yakni PDIP.
"Yang agak bebas dari bandar cuman PDIP, cuman PDIP nggak punya calon sendiri yang populer, calonnya yang tidak dikehendaki, itu kan dilema," tuturnya.