RN - Perwakilan Pedagang Pasar Kranji Baru, Sri Mulyono mendesak Pemerintah Kota Bekasi agar dapat bertindak tegas pada pihak kedua dalam pelaksanaan revitalisasi gedung induk Pasar di Bekasi Barat tersebut.
Pasalnya, hampir dua tahun ini nasib para Pedagang yang telah direlokasi jadi terkatung-katung bahkan banyak yang harus nganggur dan merugi akibat sepi pengunjung. Sementara Pemerintah terkesan melakukan pembiaran.
Menurutnya, Pemerintah harus mengambil sikap tegas karena kondisi yang terjadi dalam kegiatan Revitalisasi Pasar Kranji, Bekasi Barat belum ada kejelasan sementara uang pedagang telah ditarik.
BERITA TERKAIT :Kena Masalah, Akun Tiktok Herkos Voters Dilaporkan ke Polres Kota Bekasi
Mendekati Pencoblosan, DPRD Kota Bekasi Ingatkan KPU dan Bawaslu Bekerja Profesional
Sri Mulyono membenarkan apa yang beritakan sebelumnya, bahwa uang pedagang sudah ditarik Rp 22 miliar. Bahkan dalam catatannya disampaikan lebih dari Rp 22 miliar seperti yang diberitakan uang pedagang sudah ditarik oleh PT ABB.
"Inikan ada pembiaran oleh Pemerintah. Untuk Pemkot Bekasi diminta ketegasannya untuk ambil sikap tegas, kasihan pedagang karena ini sudah berlarut-larut," ujar Sri Mulyono, Rabu (30/11/2022).
Dikatakan Pedagang di Blok 5 jalan Bintara kondisinya hancur banyak pedagang nganggur berhenti berdagang karena berkurangnya pengunjung. Dia mewakili pedagang berharap Pemerintah ambil langkah secepatnya agar realisasi Pasar Kranji segera selesai.
"Saya katakan, sampai kapan pun PT. ABB, jika tidak ada investor untuk bekerjasama maka Revitalisasi Pasar itu tidak akan jadi. Buktinya meski uang dari pedagang sudah Rp 22 miliar bahkan lebih, hampir mendekati Rp 23 miliar dalam catatan saya, tapi kondisi Revitalisasi belum ke tahap penyerahan lahan atau SPL," tegasnya.
Sri Mulyono pun menyebut bahwa kondisi saat ini pihak kedua itu modal kecil, tapi ingin untung besar. Padahal banyak investor yang ingin berinvestasi membangun revitalisasi Pasar Kranji tapi karena belum ketemu soal bagi hasilnya makanya banyak yang mundur.
"Saat ini kepercayaan pedagang kepada kepada pengembang dalam hal ini PT ABB untuk menyelesaikan revitalisasi sudah dititik nol. Pedagang intinya menganggap pengembang sekarang tidak mampu membangun," ujarnya seraya meminta Pemerintah tegas karena dua tahun pedagang di TPS revitalisasi tak jelas.
Diketahui bahwa gedung baru Pasar Kranji dibangun di lahan seluas hampir dua hektar dengan nilai dana investasi, pihak kedua PT ABB sebesar Rp 145 miliar lebih.
"Lalu sekarang mau ngebangun gedung Pasar tapi ngejar dana dari pedagang. Pertanyaanta Modal pengembang mana?" tanya Sri Mulyono juga bertanya kemana uang yang sudah tarik.
Jika uang tersebut untuk pembangunan Pasar maka menurutnya revitalisasi Pasar sudah jalan dan setidaknya tiang sudah berdiri. Tidak seperti sekarang progres setengah persen meski sudah dua tahunan pedagang di relokasi.
Desain juga disampaikan Sugeng Mulyanto, Wakil Ketua Apsindo Kota Bekasi, meminta pembangunan pasar yang sesuai dengan Perjanjian Kerjasama (PKS) agar segera diselesaikan.
"Saya meminta Pemerintah Kota Bekasi tegas agar Pasar Kranji, sesuai jadwal karena sudah terjadwal dalam perjanjian kerja sama (PKS)," ujarnya Sugeng Mulyono selaku Wakil Ketua APSINDO.
Sementara itu Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dikonfirmasi di Bekasi Barat mengatakan terkait revitalisasi Pasar Kranji saat ini sedang dilakukan pengkajian. Dia pun mengakui pelaksanaan revitalisasi itu sudah cukup lama mangkrak.
"Revitalisasi Pasar Kranji sedang dalam pengkajian tim, karena sudah cukup lama hampir tiga tahun lebih," jelasnya.
Dia pun menegaskan akan diambil suatu keputusan tegas untuk melindungi pedagang yang sudah terlalu lama direlokasi.
"Mudah-mudahan kita akan terus melakukan pendampingan dengan kejaksaan dalam rangka mencari solusi yang terbaik bagaimana menyelesaikan penyelesaian dari Pasar Keranji," tegas Tri Selasa (29/11/2022) kemarin.