Jumat,  19 April 2024

Baru 3 Bulan Diresmikan, Jembatan Kali Kajar Rusak Akibat Semburan Gunung Semeru

RN/NS
Baru 3 Bulan Diresmikan, Jembatan Kali Kajar Rusak Akibat Semburan Gunung Semeru
Jembatan Kali Kajar rusak berat.

RN - Jembatan Kali Kajar yang baru saja diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa rusak. Kerusakan akibat letusan Gunung Semeru.

"Baru tiga bulan lalu saya resmikan, juga terendam lahar dingin. Semoga warga Lumajang tetap sabar dengan ujian ini. Semeru kembali bergerak," tegasnya.

Khofifah mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bupati Lumajang, sejak Minggu (4/12) pukul 08.00 pagi.

BERITA TERKAIT :
Pendaki Jangan Lewat Jalur Ilegal, Sosok Aul Di Gunung Gede Pangrango Yang Bikin Tersesat 
Politik Panas, Gunung Merapi Nyembur Awan Panas 

"Saya juga berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, agar langsung turun melakukan evakuasi dan mendirikan dapur umum," kata Khofifah melalui Instagramnya, Minggu (4/12).

Sesuai koordinasi dengan Bupati Lumajang, dapur umum dianjurkan di Pronojiwo. Khususnya, daerah yang dekat dengan desa Supit Urang, yang terdampak paling parah.

Khofifah menyebut, saat ini, setidaknya ada 12 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi 2219 jiwa (sedang proses pendataan).

"Koneksitas Lumajang - Malang kembali terhenti. Jembatan Gladak Perak belum bisa difungsikan. Jembatan Kali Kajar yang tiga bulan lalu saya resmikan, juga terendam lahar dingin. Semoga warga Lumajang tetap sabar dengan ujian ini. Semeru kembali bergerak," papar Khofifah.

"Mohon mengikuti arahan pemerintah. Semoga aman selamat semua. Pemerintah menyiapkan layanan terbaik bagi masyarakat," imbuhnya.

Dalam postingan tersebut, Khofifah juga menyampaikan tiga rekomendasi Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru.

Pertama, tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

"Di luar jarak tersebut, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar, hingga jarak 17 km dari puncak," tutur Khofifah.

Kedua, tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/ puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Ketiga, mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/ lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama, di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil, yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.