Kamis,  28 November 2024

Saling Bunuh, Caleg di Jabar Bakal Jadi Kanibal

NS/RN
Saling Bunuh, Caleg di Jabar Bakal Jadi Kanibal

Saling Bunuh, Caleg di Jabar Bakal Jadi Kanibal

RADAR NONSTOP - Jawa Barat (Jabar) menjadi lumbung suara besar. Banyak partai bakal habis-habisan merebut suara di tanah pasundan.

Bahkan Jabar sering menjadi momok. Jika menang di Jabar maka parpol akan memenangi pemilu. Begitu juga saat pilpres, jika menang di Jabar maka akan jadi presiden.

BERITA TERKAIT :
Wakil Ketua DPRD Ungkap Kota Bekasi Darurat Kekurangan Guru
Ketua Komisi IV: Kategori Kota Bekasi Jadi Kota Layak Anak Jangan Hanya Di Atas Kertas

Sebagai daerah lumbung suara, parpol memasang caleg pilihan. Banyak menteri dan artis berada di Jabar.

Banyaknya orang beken, bakal menjadi pertarungan sengit. Bukan hanya antar parpol, tapi antar caleg di satu partai dipastikan akan saling 'bunuh'.

Ibarat kanibal, caleg akan membentuk tim khusus untuk saling makan suara antar caleg. Daftar Pemilih Tetap atau DPT Jawa Barat untuk Pemilu 2019 tercatat sebanyak 32.636.846 pemilih.

Angka itu  terdiri atas 16.401.010 pemilih laki-laki dan 16.235.836 pemilih perempuan. Para pemilih tersebar di 627 kecamatan atau 5.957 desa/kelurahan. Mereka akan dilayani 137.401 TPS.

Total caleg yang akan bertarung sekitar 1.500 orang. Mereka akan memperebutkan 120 kursi DPRD Jabar dan sekitar 91 kursi DPR RI.

"Wah, kita kalau kalah duit bisa remek bos. Jabar itu bisa saling bunuh," aku seorang caleg dari Golkar yang namanya enggan disebutkan.

Panasnya Jabar

Kapolri Jenderai Tito Karnavian sudah melakukan pemetaan. Nah, pertarungan sengit dan rawan konflik ada di Jabar.

Dari hasil pemantauan anggota di lapangan, kawasan Jawa Barat (Jabar) diprediksi bakal panas untuk pertarungan Pemilu 2019, khususnya pemilihan anggota legislatif.

Terlebih, Jabar memiliki basis suara yang sangat banyak untuk pemilu. "Untuk pemilu, kemungkinan Jabar akan sedikit keras," kata Tito di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/12).

Untuk skala nasional, pelaksanaan rangkaian kegiatan pilpres sejauh ini pihaknya masih belum menemukan adanya potensi konflik.

"Di tingkat nasional sepertinya kami tak lihat daerah potensi konflik untuk pilpres," ucap Tito.

Namun, dia menegaskan, pelaksanaan pemilu serentak tetap menjadi kegiatan yang diberikan atensi lebih pada tahun 2019 mendatang.

Hal itu dilakukan karena masih adanya politik identitas atau isu Suku, Agama, Ras dan Antar-Golongan (SARA), ujaran kebencian, hoaks dan black campaign pada pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan mendatang.

"Tantangan utama yang dihadapi Polri tahun 2019 adalah penyelenggaraan pemilu agar berjalan aman dan lancar," tandas dia.

#Cakeg   #Jabar   #DPR