RN - PPP enggan menjadi bahan sentilan partai lain. Bahkan, partai berlogo Ka'bah itu juga ogah kena sentil Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Saat acara HUT PDIP ke-50 di Kemayoran, Jakpus, Mega secara terbuka menyindir parpol yang mengusung kader partai lain. Mega menyentil poal politik semacam itu tidak sehat karena terbukti kalau partai gagal melakukan pengkaderan.
Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP Arsul Sani mengatakan sejauh ini PPP masih mengumpulkan aspirasi kader terkait tokoh capres yang akan diusung. Dia menyebut tokoh capres yang akan diusung itu harus berkenalan dengan struktur bawah PPP.
BERITA TERKAIT :PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
"Bolak balik saya katakan bahwa PPP itu adalah partai yang dalam proses menentukan siapa yang bakal diusung capres-cawapres itu bottom up, mendengarkan aspirasi dari bawah," kata Arsul kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Hal itu lah kata Arsul yang dilakukan oleh Menparekraf Sandiaga Uno dan Menteri BUMN Erick Thohir. "Oleh karena itu, konsekuensinya, semua sosok yang ingin diusung PPP maka tentu untuk berkenalan dengan struktur PPP di bawah. Itulah yang dilakukan oleh Pak Sandiaga Uno dan Pak Erick Thohir sekarang ini," sambungnya.
Arsul mengatakan suara-suara dukungan terhadap sosok tertentu di struktur daerah masih relatif cair. Namun beberapa daerah sudah terlihat menentukan arah dukungan.
"Ya kan begini kalau kita melihat, di PPP itu sekali lagi suara dukungan itu masih cair, masih cair. Di Jawa Tengah Pak Erick kuat, di Jawa Timur ya juga. Jadi PPP ini basisnya bahkan bukan wilayah udah cabang-cabang sekarang," kata dia.
"Misalnya, kalau kita tanya beberapa DPC di Madura misalnya, mereka menyebut Prof Mahfud, karena wajar itu putra terbaik Madura saat ini yang ada di pemerintahan. Biarkan saja. Itu nggak masalah, justru di situlah kami menikmati demokrasi di internal," lanjut Arsul.
Meski begitu, Arsul meyakini jajaran struktur di DPC akan mengikuti hasil Mukernas PPP yang nantinya akan menentukan satu tokoh untuk didukung maju capres 2024. Dia lalu menyindir ada partai yang mengusung tokoh menjadi capres lalu kena sentil Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Nanti dukungannya yang bawah ada ke si A, ke si B, kok ternyata yang diputuskan DPP melalui mukernas itu si C, kita akan jelaskan kenapa kok akhirnya kita pilih ke si C, tapi teman-teman tanpa dijelaskan sebenarnya juga udah mengerti, bahwa PPP itu adalah yang sekarang posisinya di DPR saja yang paling kecil ya," katanya.
"Jadi nggak bisa kemudian mentang-mentang gagah-gagahan saya mau si A atau si B. Belum lagi kalau kemudian disentil oleh Bu Mega terus minta maaf, kita nggak mau juga," lanjut dia.