RN - Saling adu klaim kemenangan kembali terjadi di PPP. Kabah yang gagal mendapatkan kursi di parlemen kini punya dua ketua umum.
Agus Suparmanto dan Mardiono mengklaim sama-sama sebagai ketua umum PPP yang sah. Agus dan Mardiono menjadi ketua umum setelah aklamasi di Muktamar ke-10 PPP yang digelar di Ancol, Jakarta Utara.
Mardiono mengklaim sekitar 80 persen dari total peserta menyatakan setuju agar Muktamar ke-10 mengambil langkah cepat dengan memilih ketua umum secara aklamasi pada Sabtu (27/9).
BERITA TERKAIT :Nasib Agus & Mardiono Ada Di Tangan Menkum, Supratman Tak Mau Tersengat Konflik PPP
Begitu juga dengan Agus. Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhamad Romahurmuziy alias Romy mengeklaim kalau Agus terpilih sebagai ketua umum PPP periode 2025-2030 dalam Muktamar ke-10 yang berlangsung di Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta, pada Minggu (28/9/2025).
Jejak Konflik
Dualisme kepemimpinan di tubuh partai Kabah juga terjadi pada 2014, menjelang Pilpres. Dualisme kepemimpinan juga terjadi di Ancol, Jakarta Utara.
Kala itu, Romy menolak sikap Ketua Umum Surya Dharma Ali mendukung pencalonan Prabowo Subianto di pilpres. Romy menginisiasi Rapimnas di Jakarta yang dihadiri 26 Ketua DPW dan 25 pengurus pusat.
Hasilnya, Suryadharma Ali resmi diturunkan sebagai ketua umum. Masih di tahun yang sama, kasus dualisme berulang melalui dua Muktamar yang digelar oleh kubu Romy dan Djan Faridz. Pada 2 November 2014, Muktamar di Ancol, Jakarta menetapkan Djan Faridz sebagai ketua umum.
Muktamar itu digelar sebagai tandingan dari Muktamar sebelumnya yang digelar di Surabaya, 15-19 Oktober 2014 yang menetapkan Romy sebagi ketua umum.
Namun, dualisme itu akhirnya diputuskan oleh Mahkamah Agung lewat Peninjauan Kembali (PK) pada 2017 yang menyatakan kepemimpinan Romy sebagai yang sah. Putusan itu didahului oleh Muktamar islah yang digelar 2016 di Jakarta.
Sama-Sama Orang Jokowi
Agus Suparmanto dan Mardiono dikenal sebagai orang Jokowi. Agus pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan era Jokowi.
Begitu juga dengan Mardiono. Politisi asal Yogyakarta itu pernah menjabat Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan menjadi Plt Ketua Umum PPP setelah menggeser Suharso Manoarfa.
Kini Agus dan Mardiono berkonflik. Keduanya meyakini sebagai ketua umum PPP yang sah dan sesuai AD/ART partai.
Kekuatan Pendukung
Agus boleh jumawa. Sebab sederet tokoh senior mendukungnya untuk memimpin PPP hingga tahun 2030.
Para pendukung Agus selain Rommy ada Ketua Majelis Kehormatan Zarkasih Nur, Ketua Majelis Syariah KH Mustafa Aqil Siroj dan Ketua Majelis Pakar Prof Priyono.
Selain itu, dukungan juga datang dari Ketua Mahkamah Partai Ade Irfan Bulungan, Sekjen DPP PPP 2020–2025 Arwani Thomafi, Wakil Ketua Umum Musyaffa Noer, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, serta Dubes RI untuk Kuwait Lena Muryana Mukti.
Nama-nama tersebut dibacakan oleh pembawa acara pada tasyakuran kemenangan Agus yang digelar di Discovery Hotel, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (28/9/2025).
Sekretaris Steering Committee Muktamar X PPP, Rusman Yakub, menegaskan Agus dipilih melalui mekanisme sidang paripurna muktamar. Dan diminta untuk menyusun kepengurusan PPP selama 30 hari ke depan.
Sementara Mardiono mengklaim didukung 30 DPW PPP se-Indonesia. "Selamat Pak Mardiono atas terplihnya secara aklamasi dalam Muktamar X yang baru saja kami ketok palunya," kata Pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara, Sabtu (27/9/2025).
Adu Jotos
Sinyal PPP bakal dualisme sudah terlihat sejak dibukanya Muktamar pada Sabtu (27/9). Dua kubu pendukung Mardiono dan Agus adu jotos.
Momen itu terjadi ketika muktamar resmi dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono. Setelah agenda pembukaan muktamar itu selesai, para kader langsung meninggalkan ruangan.
Dalam momen ini, masing-masing kader PPP kembali terlibat adu teriakan yang menginginkan antara perubahan (kubu Agus) dan lanjutkan (kubu Mardiono).
Kericuhan kembali terjadi ketika Mardiono tengah melangsungkan sesi wawancara dengan awak media. Sejumlah kader di belakang barisan awak media berteriak perubahan.
Sejumlah kader terlibat perkelahian usai sesi wawancara itu selesai. Bahkan, kursi yang berada di sekitar lobi pun melayang. Suasana kericuhan pun kembali terjadi.
Atas peristiwa tersebut, sejumlah Satuan Tugas (Satgas) PPP dikerahkan untuk meleraikan sekaligus menenangkan para kader yang terlibat kericuhan.
Kericuhan selesai ketika masing-masing kader yang mendukung perubahan dan mendukung keberlanjutan pergi meninggalkan lokasi dengan arah yang berbeda.
