Sabtu,  20 April 2024

Warning Untuk Mas Heru, Tanah Di Jakarta Makin Ambles

RN/NS
Warning Untuk Mas Heru, Tanah Di Jakarta Makin Ambles
Longsor di kawasan Jaksel.

RN - Tanah di Jakarta makin tragis. Per tahun saat ini permukaan tanah di ibu kota rawan ambles.

Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan, permukaan tanah turun 18 cm per tahun. Hal ini disebabkan karena over extraction ground water.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat akibat penurunan tanah tersebut kini ibu kota rawan bencana longsor. Amblesnya tanah-tanah di Jakarta adalah dampak dari pemakaian air tanah.

BERITA TERKAIT :
Cuma Jadi Sarang Hantu, Kenapa Rumah Dinas Gubernur Jakarta Direstorasi Sampai Rp22,2 Miliar?
Restorasi Rumdin Gubernur DKI Rp 22,2 Miliar, Dinas Citata Belum Kasih Konsep Ke Heru

Selain longsor, Jakarta juga rawan genpa. Sepanjang tahun 2022, Jakarta mengalami efek guncangan gempa bumi sekitar 20-27 kali yang titik koordinatnya berada di luar Jakarta.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, solusi agar air tahan tidak turun adalah dengan menyuplai air bersih. Diharapkan pada tahun 2030, Jakarta akan bebas dari pemakaian air tanah.

Dari pantauan wartawan, saat ini banyak gedung bertingkat hingga ruko yang memakai air tanah. Jika kebiasaan perkantoran tersebut didiamkan maka berpengaruh terhadap penurunan permukaan tanah yang dapat membuat Jakarta tenggelam.

Saat ini di Jakarta ada sekitar 2.000 gedung bertingkat. Jumlah ini belum dihitung banyaknya ruko.

"Kalau pakai PAM mahal, makanya kita pakai tanah. Tapi ada juga air pam," tegas pengelola gedung di Jakarta Pusat yang namanya enggan disebutkan, Senin (20/2).

Saat ini sebanyak 10 Kecamatan di Jakarta dilaporkan rawan pergerakan tanah. PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengklaim dampak dari fenomena itu tidak terlalu signifikan. "Harus tetap waspada," tegasnya.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pernah menyebut DKI Jakarta terancam tenggelam 10 tahun lagi. Hal ini dia sampaikan saat berbicara mengenai perubahan iklim dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, 27 Juli.

Biden menyebut perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan laut. Ribuan orang bisa kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian dan kehidupan.

"... Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" kata Biden dalam pidatonya sebagaimana dipublikasikan whitehouse.gov, dikutip Jumat (30/7/2021).