Jumat,  22 November 2024

Penjual Pakaian Bekas Juga Ramai Di Bodetabek, Zulhas Jangan Nakutin Dong

RN/NS
Penjual Pakaian Bekas Juga Ramai Di Bodetabek, Zulhas Jangan Nakutin Dong
Ilustrasi

RN - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menekankan bisnis pakaian bekas impor bukan hanya merugikan para pelaku UMKM dalam negeri, namun juga masyarakat. Dampaknya, bisa terkena penyakit akibat pakaian bekas impor.

Ucapan Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan membuat pedagang kesal. "Kita sudah jual ber bal-bal tapi aman saja, ini menteri kenapa nakutin rakyat ya," keluh pedagang pakaian impor bekas di Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3) malam.

Diketahui pedagang pakaian bekas impor marak di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek). "Kami juga UMKM karena pedagang kecil. Jangan juga dibasmi, Pak Menteri gimana sih tuh," keluh pedagang yang mengaku bernama Sar di Tangsel, Banten.

BERITA TERKAIT :
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Jokowi Getol Endorse RIDO, Dendam Ke PDIP Atau...?

"Bukan soal usaha tidak usaha, ini kan bawa penyakit. Kalau orang pakai jamuran gimana? Nular dari daerah mana, daerah mana, penyakitan kan enggak bagus," jelas pria yang akrab disapa Zulhas ini kepada wartawan di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 15 Maret 2023.

Dia mengaku ada kesulitan untuk menindak pelaku bisnis pakaian bekas impor. Pasalnya, banyak jalan tikus dan celah yang dimanfaatkan oleh pelaku bisnis thrifting ini.

Oleh sebab itu, Kementerian Perdagangan akan melakukan kerja sama dengan kementerian/lembaga lain untuk menelusuri masuknya bisnis pakaian bekas impor. Zulhas juga mempersilahkan melaporkan apabila mengetahui soal praktik penjualan pakaian bekas.

"Kita ini memang kelemahannya ada jalan tikusnya banyak, perlu kerja sama dengan Satgas agar bisa dideteksi. Cuma yang penting itu laporan dari masyarakat," terang Ketua Umum PAN ini.

Dia juga akan menindak tegas pusat penjualan pakaian bekas atau thrifting, salah satunya, yang ada di Pasar Senan Jakarta. Namun, kata Zulhas, pemerintah membutuhkan data untuk menindak.

"Saya tidak tahu, kasih aja datanya. Ya kan kita perlu bukti untuk menindak lanjuti," jelas Ketua Umum PAN itu.

Selain itu, Zulhas akan memusnahkan bisnis pakaian bekas impor senilai Rp10 miliar di Mojokerto, Jawa Timur. Dia juga akan memusnahkan bisnis pakaian bekas impor di daerah lain yang nilainya lebih besar dari Rp10 miliar.

"Saya tanggal 17 (Maret) akan musnahkan di Riau Pekanbaru. Itu banyak sekali ada 900-an bal mau kita bakar. Tanggal 21 (Maret) saya musnahkan di Mojokerto itu sampai Rp10 miliar. Pekanbaru lebih besar lagi," tutur Zulhas.

Rusak Bisnis 

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bisnis pakaian bekas impor sangat menganggu industri tekstil dalam negeri. Untuk itu, dia memerintahkan jajarannya menelesuri bisnis tersebut.

"Sudah saya perintahkan untuk mencari betul dan sehari dua hari sudah banyak yang ketemu," jelas Jokowi kepada wartawa di Istora Senayan Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu (15/3/2023).

"Itu mengganggu industri tekstil di dalam negeri. Sangat mengganggu, yang namanya impor pakaian bekas. mengganggu. Sangat mengganggu industri dalam negeri kita," sambungnya.

Tren pakaian bekas impor pertama kali ngetren di Indonesia berada pada Jalan Mongonsidi, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Di jalan ini orang Medan menyebut Mongonsidi Plaza alias Monza.

Pakian bekas itu datang dari daerah Tanjung Balai, Sumut. Kini Monza sudah sepi dan pedagang membuka lapaknya di dua pajak alias pasar yakni   Pasar Sambu dan Pasar Melati.

Di Pajak Sambu dan Pajak Melati berjejer pedagang barang bekas impor brended dari luar negeri. "Harganya murah jadi kami beli barang di Pajak Melati," terang pembeli.