Jumat,  26 April 2024

Wali Kota Bekasi Tri Diteriaki 'Dzolim', Guru: Bisa Kena Laknat

RN/NS
Wali Kota Bekasi Tri Diteriaki 'Dzolim', Guru: Bisa Kena Laknat
Aksi demo guru di Kota Bekasi.

RN - Ratusan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) Kota Bekasi kesal. Honor atau gaji mereka selalu kena potong.

Kemarin, para guru menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Bekasi. Mereka protes atas penurunan tunjangan pendapatan penghasilan (TPP) sekitar 75 persen tanpa ada ada kesepakatan dari P3K. 

Para pendemo berteriak dzolim. "Wali Kota Tri zalim tanpa perikemanusian. Dia kalau dzolim bisa  kena laknat nanti," teriak para pendemo.

BERITA TERKAIT :
Cihuy, Presiden Jokowi Resmi Naikkan Gaji TNI/Polri, Kaum Nyinyir Jangan Kusut Ya…
Guru Ngaji & Marbot Hidup Menderita, Ini Komitmen Ganjar Agar Sejahtera 

Koordinator aksi Guru P3K Mulyono mengatakan aksi ini sengaja dilakuan sebagai bentuk protes TPPnya dipotong oleh Pemerintah Kota Bekasi."Kami protes TPP kami terjun bebas dari Rp 4,5 juta menjadi Rp juta 1.5 juta," kata Mulyono, Senin (10/4/2023).

Mulyono mengatakan, Rp 1,5 Juta itu masih dipotong untuk pajak dan karena ketidak hadiran guru karena sakit atau keperluan lain. Setiap bulannya guru P3K itu kadang menerima TPP-nya kurang dari Rp 1,5 juta.

"Belum lagi terpotong ketidakhadiran dan pajak. Jadi teman-teman kadang menerima Rp 1,3 juta," kata.

Dia meminta potong TPP disamakan dengan pegawai negeri sipil (PNS) lainnya yang TPP-nya mendapat potongan sebesar 3 persen setiap bulannya. Berdasarkan peraturan perundang-undangan P3K bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Kami inikan bagian dari ASN, ASN itu PNS dan P3K ketika ada kebijakan tentang TPP kami harus sama. Kalau PNS mendapatkan Rp 4.5 juta maka kami juga harus sama mendapatkan Rp 4.5 juta," katanya.

Mulyono mengatakan, pemotongan TPP untuk P3K ini sudah terjadi sejak bulan Januari 2023. Pemkot Bekasi sempat berjanji pada bulan Maret akan menaikkan kembali potongan TPP dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 3,5 juta. 

"Katanya Maret yang turunnya April namun sampai sekarang belum ada. Bahkan sudah ada yang tanda tangan tetap Rp 1,5 juta," katanya.