Kamis,  31 October 2024

Merawat Persatuan dan Persaudaraan Sesama Muslim

RN
Merawat Persatuan dan Persaudaraan Sesama Muslim
-Ist

Oleh: Drs. Aam Ruswana, M.Kes

Diriwayatkan dalam sebuah hadits Abu Daud, dikatakan : Rasulullah menyampaikan; Sesunggunya diantara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang yang bukan nabi dan bukan pula syuhada.”  para nabi dan syuhada cemburu pada mereka di akhirat nanti, disebabkan kedudukan yang diberikan Alloh kepada mereka”. Para sahabat penasaran kemudian bertanya kepada Rasulullah saw.  “ siapa mereka ya Rasulullah ? Rasul menjelaskan, “mereka itu adalah segolongan manusia yang saling mencintai karena Allah (karena keimanan dan ketakwaan kepada Allah ) Bukan kekerabatan dan darah. Bukan pula karena pemberian harta.”

“Demi Allah, wajah mereka pada hari itu bersinar cemerlang dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa khawatir saat manusia lain ketakutan . Dan, mereka tidak bersedih ketika manusia lain berduka".

BERITA TERKAIT :
Merajut Tali Silaturahmi Pasca Pesta Demokrasi
Khofifah: Tak Ada yang Patut Dicurigai, Kecuali yang Memang Hatinya Curiga

Menjulurkan cinta kepada manusia karena Allah, maka akan mengundang rahman dan kasih sayang Allah SWT. di dunia mendapat cinta-Nya, dan di akhirat nanti, mendapat beraneka kebaikan dan kenikmatan tiada tara yang telah Allah sediakan. Interaksi apapun dan dimanapun, yang mengikat di hati dengan kesadaran diri  tidak lain menjulur  cinta  karena Allah SWT.

Lalu bagaimana persaudaraan  muslim saat ini, apakah telah mencerminkan sikap yang dilakukan oleh hamba-hamba Allah yang soleh atau mungkin sebaliknya ?

Kita lihat Fenomena saat ini, persaudaraan sesama muslim di media sosial atau didunia nyata hampir pudar dan terpecah belah; karena perbedaan organisasi, perbedaan pandangan politik, perbedaan Imam mazhab menyebabkan timbulnya perpecahan, timbul persangkaan-persangkaan yang tidak baik, saling menyalahkan, caci maki, saling menghujat, merasa golongannya yang paling benar.

Apalagi saat ini telah masuk di Tahun-tahun  politik, fitnah  terhadap umat muslim nampak mulai terasa, muncul berbagai masalah; aliran sesat, penodaan agama, sekularisme, bahkan adanya konser musik coldplay yang disinyalir  dekat dengan LGBT dan mengundang reaksi pro kontra  umat Islam dan MUI pun tidak mampu menghentikannya.

Pada  keadaan seperti ini Allah swt.  mengingatkan  agar umat Islam  kembali kepada sandaran utama  yaitu Al Qur’an sebagaimana dalam surat Al Anfal : 46

Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. 

Islam merupakan agama yang berisi panduan akhlak atau tingkah laku terbaik bagi manusia. Islam adalah agama keselamatan dan perdamaian, dan bukan agama peperangan. Allah SWT dengan tegas menyuruh kita umat islam agar bersatu padu di bawah naungan panji islam, karena dengan persatuan, kita menjadi kuat dan sanggup menegakkan ketentuan Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya kalau umat Islam tidak bersatu, terpecah belah, tidak solid dan terkotak kotak akibat adanya perbedaan pandangan politik, beda baju organisasi, berebut dunia meninggalkan urusan agama dan kebaikan akhirat, maka hal ini akan menimbulkan disintegrasi dikalangan umat Islam dan lemahnya kekuatan serta terurainya simpul-simpul persaudaraan sesama muslim. Seperti yang disinyalir oleh baginda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Abu daud:

Akan datang suatu masa, umat lain akan memperebutkan kalian, ibarat orang-orang yang lapar memperebutkan makanan dalam hidangan. Sahabat bertanya, “Apakah pada waktu itu jumlah kami hanya sedikit, ya Rasulallah?” Beliau menjawab, ”Bukan, bahkan sesungguhnya jumlah kalian saat itu banyak, tetapi kualitas kalian ibarat buih yang terapung-apung di atas air bah dan Allah akan mencabut wibawa kalian atas musuh kalian serta jiwa kalian akan tertanam wahn (kelemahan jiwa). Sahabat bertanya,”Apa yang dimaksud kelemahan jiwa ya Rasulallah?” Beliau menjawab yaitu cinta dunia dan takut mati". ( HR. Abu Daud)

Ketika perselisihan idiologi dan emosional telah merobek-robek umat Islam menjadi kelompok-kelompok kecil yang tidak memiliki akar kuat laksana pohon yang kokoh, melainkan menjadi seperti buih yang diobang ambing gelombang, maka Allah mengingatkan kepada umat Islam  dengan firman-Nya

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Al Anfal 46 )

Panduan Islam dalam menghadapi situasi itu:

Ummat Islam harus bersatu

Tidak akan ada kemenangan tanpa ada kekuatan dan tidak ada kekuatan tanpa adanya persatuan. "Ditimpakan atas mereka kehinaan, dimana saja mereka berada, melainkan (mereka) yang menjalin hubungan baik dengan Allah dan hubungan dengan manusia.” (Ali Imran ayat 112)

a. Menjalin hubungan baik dengan Alloh, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya,  Tidak menyekutukan-Nya dan Memohon pertolongan hanya kepada-Nya

b. Menjalin hubungan baik dengan sesama manusia dan merajut tali kasih dengan sesama muslim

Dengan Menegakan 3  prinsip :Bersatu dalam usul ( pokok-poko Agama : Aqidah, syariah dan akhlak )

Selama aqidahnya sama memiliki keimanan yang benar terangkum dalam rukun Iman, syaraihnya sama, sama-sama menjalankan rukun Islam dan Menjunjung tinggi akhlak mulia, mencontoh akhlak nabi Muhammad SAW.  Mereka adalah saudara  seagama. Tidak sepatutunya bermusuhan.

Toleransi dalam khilafiah

Toleransi dalam khilafiah adalah sikap membiarkan, menghormati pendapat muslim  lain yang tidak sejalan dengan pendapat kita dalam hal-hal yang furu (M Qurais Sihab)

Dalam masalah khilafiah dikalangan umat Islam, umat Islam harus mengedepankan toleransi/ tasamuh saling menghargai dan menghormati sesama muslim untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan amalan yang  diyakini kebenarannya.

Biarlah kita berbeda sambil menyerahkan kepada Allah untuk memutuskan pada hari kemudian siapa diantara kita yang benar,  tanpa saling mempersalahkan dalam kehidupan dunia ini. Apabila umat Islam  bisa rukun dan saling menjaga dengan agama lain, mengapa tidak bisa rukun dengan sesama umat Islam. Bukankah mereka itu adalah umat yang satu dan bersaudara. Ummatan waahidatan.

Berjamaah dalam ibadah.

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah tegas terhadap segala bentuk kemunkaran, tetapi berkasih sayang sesama mereka.(umat muslim ) Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. ( Al Fath : 29 )

Apapun baju organisasinya, apapun jabatan dan kedudukannya, siapa pun saudara dan kerabatnya dari kalangan kaya atau miskin, dari kalangan konglomerat atau rakyat jelata. Dari kalangan santri atau kiyai, Kita adalah bersaudara; saudara seagama, saudara seiman, saudara sebangsa dan setanah air. Mari ruku, sujud bersama mengharap ridlo Allah SWT. Kita eratkan tali ukhuwah Islamiah, tebarkan kedamaian, tanggalkan arogansi dan ashobiyah ( kebanggaan, fanatisme golongan dan suku). Kita satukan derap dan langkah, saling bahu membahu  sebagai penanda bahwa kita adalah ummat yang satu dan bersaudara, sudah waktunya umat Islam bersatu, bangkit, bergandeng tangan  dengan kekuatan iman, kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kekuatan ekonomi dan amal nyata. Wallohu a’lamu.