RN - Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPRD DKI Jakarta ternyata marak. Didiuga data ganda itu karena pengurus parpol banyak yang tulalit alias oon.
Sumber di Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengungkapkan bacaleg ganda banyak satu nama tersebar dibeberapa dapil. Tapi ada juga bacaleg yang daftar dibeberapa parpol.
KPU DKI tidak membantah adanya slip data ganda dari internal partai. KPU DKI menyebut penyebab data ganda bisa jadi karena pendaftaran yang dilakukan oleh internal partai politik (parpol) itu sendiri.
BERITA TERKAIT :Debat Ke-2 Pilkada Jakarta Dipindah, Penonton Di Belakang Calon, KPU Gak Jelas Banget?
Minta Tambahan Waktu Debat, Suswono Jangan Cemen Dong
Pengamat politik Tamil Selvan menilai, data ganda dampak dari pengurus parpol tulalit. "Inikan oon namanya, tidak cermat lah," tegasnya kepada wartawan, Minggu (11/6).
Tapi kata Tamil bisa saja soal dugaan mahar. "Bisa saja kan permainan mahar, jadi asal taruh aja di dapil. Karena saat ini masih bacaleg," ungkapnya.
Bacaleg kata Tamil nantinya akan direvisi dan dibenahi sebelum ditetapkan menjadi caleg secara resmi. "Internal partai harus membenahi ini, bisa saja bukan karena lalai tapi karena main mata," sindirnya.
Dugaan kedua terang Tamil, ada politisi yang ikut daftar tidak disatu partai. "Artinya ini politisi kemaruk jabatan. Dia untung-untungan aja, misalnya daftar dua partai dan dia lihat mana yang bagus nomor urutnya," ungkapnya.
Tamil menambahkan, semrautnya data atau berkas bacaleg juga menjadi bukti kalau proses pengkaderan parpol stag di bawah. "Kemampuan orang parpol stag. Mungkin DPP pintar tapi di bawah oon," tudingnya.
Diberitakan sebelumnya, KPU DKI Jakarta menemukan sebanyak 24 Bacaleg DPRD DKI memiliki data ganda. Puluhan Bacaleg itu terdaftar lebih dari satu parpol.
Temuan itu diketahui berdasarkan hasil sementara proses verifikasi administrasi yang dilakukan oleh KPU DKI Jakarta melalui Sistem Informasi Pencalonan (Silon).
"Jadi ganda itu bisa jadi di internal parpol, dia (Bacaleg) didaftarkan lebih dari satu Dapil, atau ganda antarpartai politik atau ganda antara jenis pemilihan, dia didaftarkan di DPRD dengan DPD misalkan, dia jadi ganda," kata Komisioner KPU DKI Jakarta, Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu Dody Wijaya kepada wartawan di Kantor DPP Perindo, Jakarta Pusat, Sabtu (10/6/2023).
Ia menjelaskan, saat proses verifikasi administrasi, pihaknya bertugas meneliti kebenaran dokumen persyaratan administrasi bakal calon dan kegandaan pencalonan.
Sehingga, apabila ditemukan adanya Bacaleg yang belum memenuhi persyaratan administrasi, partai politik dapat memperbaikinya sesuai tahapan yang ada.
"Nah ini yang nanti kita akan berikan status calon ganda nanti kita serahkan hasil verifikasi kepada parpol. Apakah nanti dia (Baceleg.red) dipertahankan (oleh partai) atau diganti," ucapnya.
Data ganda yang heboh adalah Aldi Taher. Dia didaftarkan dua partai politik berbeda alias caleg ganda. Mereka terdaftar sebagai bacaleg DPR RI maupun bacaleg DPD meski sudah mendaftar sebagai bacaleg DPRD DKI Jakarta dari Partai Bulan Bintang (PBB) di KPU DKI.
Dari verifikasi administrasi KPU DKI, selain Aldi Taher, ada 24 bacaleg lainnya yang tercatat sebagai caleg ganda.
"Ada 25 orang dari 12 parpol yang teridentifikasi dalam proses verifikasi administrasi melalui Silon (Sistem Informasi Pencalonan)," ungkap Dody Wijaya.