RN - Jika Anda hobi ngepave sebaiknya hati-hati. Rokok elektrik dengan berbagai rasa ini ternyata lebih parah dari rokok.
Seperti pria asal Inggris bernama Alex Gittins (31). Dia melaporkan sebuah toko vape di Bishop Auckland dan menuntut toko tersebut ditutup secara permanen. Gittins mengklaim bahwa vape yang ia beli dari toko tersebut membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit dan menjalani beberapa operasi.
Ia mengatakan bahwa vape yang ia gunakan membuatnya mengalami paru-paru kolaps. Lebih lanjut, ia mengkhawatirkan dampak vape pada anak.
BERITA TERKAIT :Jual Rokok Per Batang Dilarang, Ahli Hisap: Sama Aja Kita Disuruh Paru-Paru
Cukai Rokok Naik Terus, Ahli Hisap: Kita Beli Rokok Lintingan Aja
"Kekhawatiran utama saya adalah bahwa ini bisa terjadi pada anak-anak. Begitu banyak dari mereka yang berlarian sambil merokok vape, namun pemerintah tidak melakukan apa pun untuk membuat mereka dilarang," ucap Gittins dikutip dari Daily Mail, Rabu (12/7/2023).
Gittins mengatakan bahwa ia telah membeli vape sekali pakai dari toko tersebut selama empat bulan. Vape tersebut didapatkan dengan harga 20 pound (Rp 392 ribu) untuk enam buah.
Setelah merokok beberapa bulan tanpa masalah, pada 25 Mei 2023 ia mengaku merasakan ada yang tidak beres pada tubuhnya saat menggunakan vape tersebut.
"Saya mulai merokok terus tiba-tiba saya tidak bisa membuat asap dengan benar. Ada rasa yang mengerikan di tenggorokanku," kata Gittins.
"Lima atau sepuluh menit kemudian saya berdiri dan mencoba bernapas, tapi rasanya seperti ada tusukan besar. Kondisinya makin memburuk satu jam berikutnya," sambungnya.
Dengan kondisi dada yang sakit, ia langsung pergi ke sebuah klinik kecil di Hartlepool dan staf yang bertugas memerintahkannya untuk segera ke rumah sakit. Setelah diperiksa tim dokter rumah sakit, terungkap bahwa paru-paru kanannya mengalami kolaps.
Gittins akhirnya dioperasi karena cairan yang ada di paru-parunya terus keluar tanpa henti. Setelah operasi, ia sempat dirawat selama empat hari sampai akhirnya dipulangkan.
Gittins terus melakukan pemeriksaan mingguan ke rumah sakit namun ia masih belum benar-benar bisa mengatur napasnya dengan baik.
Terkait dengan laporan yang dilakukan Gittins, pihak toko vape Easi-Vape mengatakan bahwa produk yang dijual adalah legal dan sudah disetujui oleh Badan Regulasi Obat dan Produk Kesehatan Inggris.