Minggu,  28 April 2024

Sekda DKI Agus Blunder, Apa Lagi Belajar Politik Atau Tes Ombak Jelang Pilkada?

RN/NS
Sekda DKI Agus Blunder, Apa Lagi Belajar Politik Atau Tes Ombak Jelang Pilkada?
Sekda DKI Jakarta Joko Agus Setyono.

RN - Sekda DKI Jakarta Joko Agus Setyono membuat pernyataan kontroversi. Mantan pejabat BPK yang biasa disapa Agus ini membuat banyak pihak tertawa.

Agus menyebut Jakarta International Stadium (JIS), Taman Ismail Marzuki (TIM), Equestrian dan Velodrome adalah kesalahan. 

Pengamat kebijakan publik Adib Miftahul menilai, pernyataan Agus seperti pesanan atau titipan. "Mungkin dia lagi belajar politik. Tapi bisa saja dia blunder," ungkap Adib kepada wartawan, Selasa (8/8). 

BERITA TERKAIT :
Hermanto Berani Bantah Ketua DPRD DKI, Gak Bahaya Ta?
Kelurahan Dapat Dana Jumbo, DPRD DKI Ngeri Lurah Banyak Masuk Bui 

Adib menilai jika pernyataan Sekda DKI bermotif politik maka dia sedang berselancar. "Tes ombak kan biasa dah mau pilkada," tendasnya.

Anggota Komisi B DPRD DKI Suhud Alynudin meminta perlu adanya evaluasi terhadap Sekretaris Daerah atau Sekda DKI Jakarta Joko Agus Setyono yang memberi pernyataan soal kesalahan pembangunan empat megaproyek di era Gubernur Anies Baswedan.

Suhud menilai tugas Sekda yakni melakukan koordinasi dan memastikan kerja administratif jajarannya berjalan dengan baik.

Menurut dia hal ini tidak sesuai dengan sikap Joko yang memberikan pernyataan mengenai pengelolaan JIS, TIM dan Equestrian serta Velodrome yang ia anggap salah sejak awal pembangunan.

Joko Agus Setyono sebelumnya mengungkapkan ada kesalahan pada pengelolaan Jakarta International Stadium (JIS), Taman Ismail Marzuki (TIM), Equestrian dan Velodrome. Hal itu disampaikannya pada Rapat Badan Anggaran DPRD DKI.  

Menurut Suhud, pembangunan di Ibu Kota butuh proses yang panjang mulai dari pengusulan, pembahasan, perencanaan, penganggaran, hingga pelaksanaan.

Selain itu, juga perlu melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait sehingga tidak bisa langsung memberikan pernyataan yang memicu hal tidak perlu.

"Setelah pelaksanaan kan diaudit dan hasilnya kita ketahui kalau kinerja Pemprov DKI sangat baik dengan mendapat wajar tanpa pengecualian (WTP)," jelasnya.

Dengan demikian, Suhud menegaskan permintaan evaluasi ini sebagai bentuk untuk melanjutkan pembangunan Jakarta tanpa polemik dan menghabiskan energi.

"Kalau Sekda DKI punya kemampuan memperbaiki BUMD kita ya lakukan, tanpa perlu memancing polemik," jelasnya.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan interupsi dari anggota DPRD tersebut merupakan sebuah masukan.

"Ya namanya koreksi masukan, ya hal biasa," jawab Heru Budi saat diminta keterangan wartawan.

Sementara Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta beraksi atas, pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setyono soal pengelolaan Jakarta International Stadium (JIS) Jakarta Utara dan Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat yang mengalami kesalahan sejak lahir.

Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Prof. Gilbert Simanjuntak meyakini, pernyataan Joko objektif, karena dia berpengalaman di bidangnya.

Sebelum menjadi Sekda, Joko merupakan auditor dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta, dan jabatan terakhirnya adalah Kepala BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

“Pernyataan Sekda DKI adalah pernyataan yang disampaikan secara profesional oleh seorang auditor yang jadi Sekda. Sebagai auditor, objektivitas melihat persoalan sangatlah penting sebagai bagian dari profesionalitas,” kata Gilbert pada Minggu (6/8/2023).