Jumat,  22 November 2024

Udara DKI Kronis, Jokowi Bengek Sampai 4 Minggu 

RN/NS
Udara DKI Kronis, Jokowi Bengek Sampai 4 Minggu 
Jokowi saat ratas polusi udara.

RN - Virus tidak pandang bulu. Bahkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut merasakan imbas dari buruknya kualitas udara di DKI Jakarta dan sekitarnya.

 Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Jokowi merasakan batuk-batuk hampir empat minggu.

Hal itu disampaikan Sandiaga usai mengikuti rapat terbatas mengenai polusi udara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8/2023).

BERITA TERKAIT :
Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Jakarta Masih Ibu Kota, IKN Masih Berantakan?

"Presiden sendiri sudah batuk katanya sudah hampir 4 minggu beliau (Presiden Joko Widodo) belum pernah merasakan seperti ini dan kemungkinan," kata Sandiaga.

Menurut dokter, batuk-batuk itu timbul dikarenakan adanya kontribusi dari udara yang tidak sehat serta kualitasnya buruk.

Untuk mengatasi buruknya kualitas udara, Jokowi telah meminta jajarannya untuk menjalani langkah konkret dalam waktu satu pekan.

“Tadi rapat menyetujui langkah-langkah konkret secara spesifik untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta karena kalau kita lihat Beijing berhasil melakukan itu dan saya sangat yakin dengan kolaborasi pemerintah daerah, dunia usaha, kita bisa juga memperbaiki kualitas udara di Jakarta karena sangat berdampak secara jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Sementara dari sisi pariwisata, Sandiaga menyebut bahwa polusi udara dapat mengganggu pelaksanaan lomba lari marathon internasional yang kerap diselenggarakan di Jabodetabek, serta ajang pariwisata olah raga (sports tourism) lainnya.

Politisi PPP tersebut mengaku khawatir jika polusi udara terus memburuk, maka dapat menurunkan reputasi Jakarta sebagai kota yang kerap menyelenggarakan lomba lari marathon internasional, dan pada akhirnya mengurangi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

“Berdampak juga pada penurunan minat untuk berwisata terutama di wilayah Jakarta yang tetap menjadi gerbang setelah Bali dan Kepri (Kepulauan Riau), tiga teratas untuk kunjungan wisatawan mancanegara."

Saat ratas dengan Jokowi, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono alias HBH menyampaikan sejumlah usulan demi mengatasi masalah polusi udara di Jakarta.

Usulan ini disampaikan dalam rapat terbatas atau ratas di Istana Kepresidenan yang membahas persoalan polusi udara Jabodetabek pada Senin (14/8/2023).

Dalam kesempatan itu, HBH berencana menerapkan bekerja dari rumah alias Work From Home (WFH) bagi Pegawai Negeri Sipil atau PNS Pemprov DKI. Ia juga meminta agar PNS kementerian di Jakarta juga menerapkan kebijakan serupa.

"Kami tadi membahas WFH mengurangi transportasi yang digunakan oleh PNS DKI Jakartaninya WFH itu 50 persen-50 persen atau 40 persen-60 persen untuk mengurangi kegiatan hari hari di Pemda DKI. Tadi kami minta juga Kementerian lain juga bisa lakukan bersama WFH," ujar Heru dalam konferensi pers di Istana Negara yang disiarkan melalui Youtube.

Selain itu, ia juga meminta bangunan tinggi untuk menerapkan konsep green building.

"Itu akan kami ketatkan walaupun aturan di dki sudah ada untuk mereka melakukan green building," ucapnya.

Tak hanya itu, ia juga menganjurkan kendaraan 2.400 CC ke atas untuk menggunakan pertamax turbo.

"Berikutnya kami usulan di jakarta untuk kendaraan 2400 cc sebaiknya harus disiplin menggunakan pertamax turbo," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia mengaku sudah memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta hingga gencar melakukan penanaman pohon di sejumlah lokasi.

"Dari Oktober sampai sekarang sudah menambah 800 lokasi (RTH), dan berikutnya kami sudah menanam pohon 216 ribu pohon minimal 3 meter dan pohon lainnya," kat Heru.

Terakhir, ia meminta persetujuan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memberi izin penerapan uji emisi bagi kendaraan bermotor.

"Petik dan aturan sudah ada nanti kami tinggal ketatkan di titik tertntu bekerja sama dengan Dishub dan polda metro, dan KLHK, sekali lagi minta dukungan," pungkasnya.