Jumat,  22 November 2024

Ribuan Rakyat Palestina Tewas, Senjata Makan Tuan Untuk Benjamin Netanyahu 

RN/NS
Ribuan Rakyat Palestina Tewas, Senjata Makan Tuan Untuk Benjamin Netanyahu 
Benjamin Netanyahu dituntut mundur.

RN - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu disuruh mundur. Ini adalah senjata makan tuan karena Netanyahu diprotes rakyatnya.

Sebuah polling terbaru menunjukkan mayoritas 80 persen warga Israel meyakini Benjamin Netanyahu harus secara terbuka bertanggung jawab atas kegagalan dalam mencegah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Hasil polling itu dipandang sebagai sinyal bahwa publik Israel menilai sudah waktunya bagi Netanyahu untuk mundur.

BERITA TERKAIT :
Israel Bom Rusun Di Gaza, Ratusan Mayat Bergelimpangan 
Setelah Bela Gaza Palestina, Kini Mia Khalifa Tobat Dari Bintang Film Seks

Seperti dilansir Al Jazeera dan The Times of Israel, Jumat (20/10/2023), kepala militer Israel atau Angkatan Bersenjata Israel (IDF) dan kepala Dinas Keamanan Israel, Shin Bet telah mengambil tanggung jawab, begitu pula dengan Menteri Pertahanan Israel.

Hasil polling terbaru oleh surat kabar Israel Maariv menunjukkan bahwa 80 persen warga Israel berpendapat Netanyahu harus melakukan hal serupa, yakni mengambil tanggung jawab atas kegagalan negara yang memicu serangan Hamas.

Angka itu bahkan mencakup 69 persen pemilih Israel yang memilih Netanyahu dalam pemilu tahun lalu.

"Ini bukan angka yang bagus untuk Benjamin Netanyahu. Meskipun dia berusaha untuk menunjukkan bahwa dia adalah seorang negarawan global yang bertemu dengan para pemimpin dunia, masyarakat di sini di Israel berpikir sudah waktunya bagi Netanyahu untuk mundur," sebut koresponden Al Jazeera, Alan Fisher, yang melaporkan dari Yerusalem Timur.

Hanya 8 persen masyarakat umum yang berpendapat bahwa hal itu tidak perlu dilakukan oleh Netanyahu.

Serangan Hamas yang melibatkan ratusan militan bersenjata yang menyerbu kota-kota di Israel bagian selatan dan ribuan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 1.400 orang.