Senin,  29 April 2024

Elit PDIP Ngamuk Ke Jokowi & Gibran, Puan Pemadam Kebakaran? 

RN/NS
Elit PDIP Ngamuk Ke Jokowi & Gibran, Puan Pemadam Kebakaran? 
Dari kiri: Puan Maharani, Jokowi dan Megawati di acara PDIP.

RN - Amukan PDIP kepada manuver Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka terus direm. Adalah Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang mendinginkan tensi politik. 

Ketua DPR ini seperti pemadam kebakaran yang menangkis isu-isu miring ke keluarga Jokowi. Puan kembali menegaskan bahwa Jokowi dan PDIP baik-baik saja.

Puan sempat bicara terkait hubungan Jokowi dan PDIP ketika pengumuman cawapres Ganjar Pranowo, Rabu (18/10) yang lalu. Saat itu, dia menekankan tidak ada pecah kongsi antara Jokowi dan PDIP.

BERITA TERKAIT :
Jalan Kaki, Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Mendaftarkan Diri ke PKB Sambut Pilkada 2024
Jangan Jago Gombal Jadi Syarat Mutlak PDIP Untuk Calon Kepala Daerah, Kapok Dengan Jokowi & Gibran? 

"Nggak ada pecah kongsi sama sekali, semuanya baik baik saja, kita saling menghormati, menghargai," kata Puan.

Puan menegaskan Jokowi memang tidak ikut campur soal urusan capres-cawapres PDIP. Menurutnya, itu juga sudah beberapa kali disampaikan Jokowi.

Kemudian, Puan kembali menegaskan soal hubungan Jokowi dan PDIP. Dia menekankan hubungan Jokowi dan PDIP tidak memanas usai Gibran Rakabuming Raka jadi cawapres Prabowo Subianto.

"Siapa yang panas ya? Kemarin di hari santri saya bertemu dengan Presiden acara kemarin di Surabaya," ujar Puan saat konferensi pers di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa (31/10/2023).

Puan mengatakan dirinya akan terus bertemu Jokowi. Hal itu, katanya, merupakan bagian dari tugasnya sebagai Ketua DPR.

"Jadi kalau menanyakan akan ada pertemuan, akan selalu ada pertemuan antara Ketua DPR dan Presiden RI," katanya.

Saat muncul serangan Jokowi mau tiga periode, Puan juga menangkisnya. Seperti diberitakan, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mencurahkan isi hati partainya yang saat ini tengah gundah gulana. 

Kata dia, PDIP selama ini telah memberikan keistimewaan yang begitu besar kepada Jokowi. Namun mantan Wali Kota Solo itu dirasa telah meninggalkan partai berlambang Banteng yang telah membesarkan namanya tersebut.

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi," ujar Hasto, Minggu (29/10/2023).

Menurut Hasto, pada awalnya pihaknya hanya dapat berdoa agar hal tersebut tidak akan terjadi. Namun demikian, hal yang dikhawatirkan para anggota partai benar-benar kejadian.

Hasto pun menyinggung kerja keras simpatisan, anggota dan kader partai dalam lima Pilkada dan dua Pilpres terakhir. Menurut dia, hal tersebut merupakan wujud rasa sayang kepada Jokowi.

"Indonesia negeri spiritual. Di sini moralitas, nilai kebenaran, kesetiaan sangat dikedepankan. Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran sebenarnya adalah political disobedience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia," sebutnya.