RN - Polusi udara di Jakarta hingga kini masih belum bisa tuntas. Suhu panas dan polusi viral dan Jakarta udara terburuk di dunia.
Ternyata, salah satu faktor polusi yang hampir tidak pernah disebut adalah keberadaan 'batching plant' di wilayah Jakarta.
Batching plant adalah tempat produksi ready mix atau beton curah siap pakai di sebuah lokasi atau pabrik beton. Dengan menggunakan alat yang berfungsi dan digunakan untuk mencampur serta memproduksi beton ready mix dalam skala besar.
BERITA TERKAIT :PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Jakarta Public Service (JPS) menuding puluhan bactching plant di wilayah Jakarta turut menyumbang polusi. Ironisnya perusahaan-perusahaan itu banyak yang membekingi karena ilegal.
"Debu dari hasil pembuatan beton, baik itu berupa semen, pasir atau lainnya yang merupakan material penghasil debu. Inikan polusi," jelas Direktur Eksekutif JPS, M Syaiful Jihad di kantornya Gondangdia - Jakarta Pusat, Jumat (3/11).
Ia mencontohkan, ada dua batching plant yang jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari pusat pemerintahan Balaikota Jakarta. Tepatnya di Tanah Abang Jakarta Pusat yang menurut informasi mikik PT AM terletak kawasan perkantoran.
"Kok bisa lokasi batching plant berdiri di perkantoran? Ijinnya bagaimana? Atau jangan-jangan ada bekingnya?" tanya Syaiful sambil memperlihatkan peta lampiran Pergub DKI Jakarta Nomor 31 tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan DKI Jakarta.
Ia menenggarai ijin bacthing plant ini bermasalah. Dan tidak menutup kemungkinan puluhan batching plant di tempat lainnya di wilayah Jakarta juga bermasalah.
Ia meminta Pemprov DKI Jakarta untuk menutup semua batching plant yang berlokasi di wilayah Jakarta.
"Tutup saja semua batching plant yang ada di Jakarta. Kalau memang diperlukan, pindahkan batching plant di luar wilayah Jakarta," tegas Syaiful.
"Jangan hanya berpikir bisnis saja, sementara rakyat Jakarta mendapatkan keuntungan berupa polusi," sindir Syaiful.