RN - Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, meminta pembangunan Rumah Pompa Kemang, Jakarta Selatan harus sudah rampung bulan Maret mendatang.
Begitu dikatakan Heru Budi Hartono saat meninjau pembangunan Rumah Pompa Kemang yang didampingi Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta Afan Adriansyah, (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin serta Walikota Jakarta Selatan, Munjirin, Kamis (11/1/2024).
“Saya minta supaya pada Maret tahun ini rampung. Jika sudah rampung, bisa digunakan untuk menekan dampak banjir, khususnya di daerah Kemang dan sekitarnya,” tegasnya.
BERITA TERKAIT :Krisdayanti Balik Pegang Mic, Setelah Gagal Di Pilkada Kota Batu
Serangan Fajar Di Bengkulu Rp 50 Ribu, Di Jakarta Berapa Nih?
Di sisi lain, Heru Budi juga memastikan kesiapan peralatan Dinas SDA untuk menghadapi musim penghujan, seperti pompa. Sebanyak 578 unit pompa stasioner telah disiapkan di 202 lokasi dan 557 pompa mobile, juga disiagakan. Bahkan untuk pengerukan kali di Jakarta terus dilakukan secara rutin oleh Dinas SDA.
“Jadi, pompa di sini sudah siap. Tinggal menunggu rampung secara fisik (bangunan). Mudah-mudahan Maret selesai (pembangunannya). Selain itu, terkait pengurasan kali di sekitar (khususnya Kali Krukut), juga rutin dilakukan oleh Dinas SDA,” ujarnya.
Namun dari penjelasan Dinas SDA DKI Jakarta sejauh ini sudah melakukan pengerukan lumpur di berbagai titik, khususnya di Kali Mampang hingga Kali Krukut yang rutin dilakukan oleh petugas Suku Dinas SDA Jakarta Selatan.
Menurut (Plt) Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin, pihaknya juga berupaya menambah kapasitas pompa agar semakin maksimal dalam mengurangi dampak musim hujan.
Dua unit pompa yang sebelumnya hanya mampu menyedot air 500 liter/detik, kini ditambah hingga 1.000 liter/detik, serta terdapat satu unit pompa kapasitas 250 liter/detik, sehingga total kapasitas mampu menyedot air sebanyak 2.250 liter/detik.
“Tentu dengan adanya penambahan (kapasitas pompa) ini diharapkan akan mengurangi genangan. Masalahnya pertumbuhan kota, perubahan tata guna lahan juga berpengaruh. Asalkan curah hujan masih 100 milimeter dan di bawah empat jam, maka seluruh infrastruktur di DKI Jakarta masih siap. Itu infrastruktur drainase, kalau kali besar sampai dengan 150 milimeter,” tetang Ika Agustin.